Meski sepi pembeli, para pedagang bunga tetap memilih berjualan karena memang tidak ada pencarian lain.
Tak dapat dipungkiri, mewabahnya Virus Corona memberikan dampak besar terhadap harga bunga di pasaran, pasalnya ini setelah pemerintah mengimbau untuk melakukan Sosial Distancing dan melarang kegiatan yang mengundang orang banyak.
MARTAPURA, koranbanjar.net – Seperti yang diketahui, setelah dilakukan pembatasan terhadap kegiatan mengumpulkan orang banyak, seperti kegiatan keagamaan dan perkawinan, membuat peminat bunga sepi pembeli dan di pasaran menurun.
Sepi pembeli dan peminat bunga membuat harga bunga di pasaran turun drastis bahkan bisa dikatakan tidak laku.
“Biasanya di bulan-bulan seperti ini banyak kegiatan yang memakai bunga dilakukan seperti perkawinan, Isra Miraj dan lain sebagainya. Tapi karena ada Virus Corona, kegiatan semacam itu tidak diperkenankan, sehingga membuat harga bunga turun drastis,” ujar salah satu pedagang bunga, Nahlidah, Selasa (21/4/2020).
Nahlidah menjelaskan, saat ini penghasilan dari berjualan bunga sangat menurun.
“Sebelum adanya Virus Corona, biasanya kami sehari-hari mendapatkan Rp 400 ribu- Rp500 ribu. Tapi sekarang, kami hanya dapat Rp 50 ribu bahkan kurang,” jelasnya.
Meski begitu, Nahlidah dan pedagang bunga lainnya tetap memilih berjualan bunga, karena tidak ada mata pencaharian lain.
“Ya, mau gimana lagi, kami tetap berjualan bunga meskipun sepi pembeli,” ucap Nahlidah.
Nahlidah menuturkan, saat ini uang dari hasil berjualan bunga sehari hanya cukup buat makan sehari-hari.
“Tidak bisa nabung, karena uang dari hasil berjualan hanya cukup buat makan. Kami berharap wabah ini cepat berlalu,” harapnya. (har/dya)