BANJARMASIN, KORANBANJAR.NET – Muhammad Ilyas (43) warga Jalan Kaca Piring VII, Kelurahan Mawar, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin yang menjadi korban pembunuhan oleh adik iparnya sendiri, Senin (18/09) kemarin ternyata sehari-hari bekerja sebagai supir truk.
Informasi yang diperoleh wartawan koranbanjar.net, keseharian Ilyas usai berkerja dan truknya telah terparkir adalah sering bertegur sapa dengan beberapa anggota KGE (Komunitas Gabungan Emergency) yang biasa nongkrong di depan markasnya.
Walaupun Ilyas tidak mengenal satu persatu anggota KGE yang ada di posko induk KGE, akan tetapi Ilyas sudah terbiasa bertegur sapa dengan mereka.
Ketua KGE Kalsel, Agus Salim menceritakan bahwa Ilyas sempat bercanda gurau dengannya beberapa hari yang lalu.
“Dan Ilyas sempat berbincang dengan saya, dengan logat banjarnya Ilyas mengatakan, ‘bila unda mati, unda naik ambulans KGE haja lah’ (Kalau aku mati, aku naik ambulance KGE aja ya). Begitu ucapan canda Ilyas,” terang Agus.
Saat itupun juga, Agus meladeni candaan Ilyas sambil tertawa dengan ucapan, “Jangan membuang perangai” (Jangan memberi tanda), sehingga ilyas yang mendengar itu tertawa terbahak-bahak.
Entah kebetulan atau memang sudah menjadi surata takdir Ilyas, disaat ia ditemukan tewas ternyata memang menjadi sebuah kenyataan seperti pesan terakhirnya yaitu jenazah Ilyas akhirnya dibawa oleh ambulans KGE dari lokasi ia meregang nyawa, menuju Kamar Jenazah RSUD Ulin Banjarmasin dan begitu juga dari kamar jenazah kembali menuju rumah duka.
Yang mana sebelumnya pada hari Senin (17/09) sekitar pukul 18.50 WITA, Ilyas diberitakan tewas usai ditebas oleh adik iparnya sendiri bernama Fajri alias Boneng (43) di Jalan H. Djok Mentaya (Nagasari) Gang Warga RT 06 RW 01, Kelurahan Mawar, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin.(ahm/ana)