BANJARMASIN, koranbanjar.net – Kabar duka datang dari jamaah haji Kalsel. Satu orang asal Kota Banjarmasin menghembuskan nafas terakhir pasca wukuf di Arafah.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalimantan Selatan, Noor Fahmi, Senin (12/08/2019) di Banjarmasin.
“Kami menerima berita duka dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji atau PPIH Embarkasi Banjarmasin pada pukul 07.15 Wita, atas nama Hajjah Siti Hawariyah Utuh Hasan, usia 93 tahun, dengan nomor paspor C3714982 asal Kota Banjarmasin telah meninggal pada pukul 00.45 Waktu Arab Saudi,” ungkapnya.
Fahmi yang juga sebagai Ketua PPIH Embarkasi Banjarmasin ini mengatakan bahwa almarhumah termasuk jamaah lanjut usia (lansia), tergolong sangat tua namun status kesehatan istithaah, memenuhi syarat dengan pendampingan.
“Almarhumah tergolong sangat tua dengan keterbatasan gerak yaitu kelemahan yang membutuhkan bantuan dasar total oleh pendamping, seperti makan, eleminasi, buang air kecil atau buang air besar serta menggunakan kursi roda,” terangnya.
Lebih lanjut Fahmi menyampaikan, almarhumah adalah salah satu dari 30 orang jamaah di kloter Bdj 19 yang perlu pendampingan.
“Kloter Bdj 19 merupakan kloter akhir yang terdiri dari jamaah gabungan beberapa Kabupaten dan Kota di Kalsel,” katanya.
Sebagian besar masa pelunasan tahap IV dari hasil penambahan kuota dengan materi jamaah sebagian lansia dan pendamping. Jadi sangat banyak jamaah yang perlu perhatian khusus.
Fahmi berucap atas nama segenap jajaran Kanwil Kemenag Provinsi Kalsel dan PPIH Embarkasi Banjarmasin, turut berduka cita dan berbelasungkawa atas meninggalnya almarhumah.
“Kepada keluarga yang ditinggalkan semoga mendapat kesabaran,” doanya.
Senada dengan itu, dokter kloter Bdj 19 dr Randi Aldata Alfin dalam pesan yang disampaikan, bahwa almarhumah sebelumnya sempat konsul ke Tim Reaksi Cepat (TGC) PPIH Arab Saudi Arafah Sektor 5 dikarenakan mengeluh nyeri perut dan belum ada BAB selama kurang lebih 3 hari.
“Oleh TGC jamaah dalam kondisi membaik, tidak perlu dirujuk ke KKHI dan boleh kembali ke kloter.” Ceritanya.
Randi melanjutkan, melihat kondisi jamaah membaik dan sadar penuh didampingi oleh keluarga (anak dan saudara kandung almarhum) maka diikutkan bergerak menuju muzdalifah bersama rombongan.
“Pada pukul 22.39 WAS seluruh jamaah menempati muzdalifah dan observasi tim TKHI almarhumah dalam kondisi jamaah baik dan sadar penuh,” tegasnya.
Namun pada pukul 00.40 WAS pendamping melapor bahwa kondisi jamaah sudah tidak sadar, setelah diperiksa jamaah nadi sudah tidak teraba.
“Almarhumah meninggal pada pukul 00.45 WAS dengan diagnosa penyebab kematian sudden cardiac arrest Senility atau jantung,” pesannya. (yon/dya)