Proses Berdirinya PAUD Kenanga, Angkut Tanah Gunakan Gerobak, Kini Juga Siapkan Sekolah Paket Gratis  

Khairuddin tengah memperbaharui sarana bermain anak. (Foto: Koranbanjar.net)
Khairuddin tengah memperbaharui sarana bermain anak. (Foto: Koranbanjar.net)

Mendirikan sebuah lembaga pendidikan non formal memang bukan perkara mudah. Butuh keuletan dan kerja keras yang tulus. Seperti kisah berdirinya PAUD Kenanga yang beralamat di Gang Rumah Pintar RT 4, Kelurahan Murung Keraton, Martapura. Untuk mendirikan lembaga ini, awalnya butuh perjuangan, bahkan sampai menguruk tanah hanya menggunakan gerobak.

MARTAPURA, Denny Setiawan

Sore menjelang senja akhir pekan lalu, tampak seorang lelaki paruh baya sibuk mengecat berbagai sarana bermain di lingkungan PAUD Kenanga, Martapura. Tanpa bantuan orang lain, dia asik mengoleskan kuas minyak ke batangan-batangan besi berbentuk ayunan yang warna-warni.

Kehadiran reporter media ini, membuat dia berhenti sejenak, sambil berkata, “sebentar ya, aku selesaikan sedikit lagi,” demikian kata lelaki yang dikenal sebagai mantan anggota DPRD Banjar, Khairuddin ini.

Usai meletakkan kuas dan cat minyak yang tadinya berada di genggaman, lantas dia langsung mengajak ke beberapa ruangan gedung PAUD tersebut, sambil menunjukkan berbagai fasilitas PAUD.

Dia menjelaskan satu demi satu ruangan beserta fasilitasnya, kemudian mengajak duduk di atas bangku kecil yang biasa digunakan anak-anak PAUD di halaman sekolah itu.

“Dulu, awal membangun gedung PAUD ini cukup berat. Karena tanah rawa, jadi harus diuruk dengan tanah dulu. Karena jalan menuju PAUD ini kecil, jadi truk pengangkut tanah hanya sampai depan. Kemudian tanah diangkut menggunakan gerobak. Jadi, banyak pemuda di sini terlibat membantu. Mereka tanpa diupah, cukup dibelikan rokok lah,” ungkap Khairuddin memulai cerita.

Sarana untuk siswa paket A,B dan C di Rumah Pintar, Kelurahan Murung Kenanga Martapura. (Foto: Koranbanjar.net)
Sarana untuk siswa paket A,B dan C di Rumah Pintar, Kelurahan Murung Kenanga Martapura. (Foto: Koranbanjar.net)

Jadi, sambungnya, gedung ini dibangun bertahap mulai tahun 2012. Berikutnya membangun pagar tahun 2013, selanjutnya menambah bangunan gedung lain pada tahun 2014.

Dijelaskan pula, pembangunan dapat dilaksanakan dengan bantuan para donatur, di antaranya dibantu mantan Gubernur Kalsel, H Rudy Ariffin dan mantan Wakil Gubernur H Rosehan NB.

“Kalau sarana komputer di dalam ruangan itu (seraya menunjuk salah satu ruangan) adalah bantuan dari pusat melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar. Ada sebanyak 14 komputer dengan harga per unit Rp16 juta. Kalau servernya seharga Rp25 juta,” kata dia.

Ditanya soal jumlah siswa yang mengikuti pendidikan di tempat itu, Khairuddin mengutarakan, ada sebanyak 150 siswa yang mengikuti paket A, B dan C setara dengan SD, SMP dan SMA. “PAUD dan Sekolah Paket ini satu-satunya yang ada di Kelurahan ini,” ucap dia.

Dijelaskan, bagi mereka yang mengikuti sekolah paket, selama masih berusia sekolah, mereka bebas dari biaya alias gratis. Sebaliknya, mereka yang sudah berusia di atas usia sekolah dikenakan biaya alakadarnya untuk biaya ujian dan pengawas.

Sementara jumlah siswa PAUD sebanyak 53 orang. Siswa PAUD dikenakan biaya SPP, namun sebagian lainnya sekitar 20 persen siswa gratis. Yakni mereka yang menunjukkan Surat Masyarakat Berpendapatan Rendah.

Sedangkan jumlah guru dan staf sebanyak 7 orang. Berbeda dengan guru untuk sekolah paket A,B dan C sebanyak 21 orang, termasuk dirinya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *