Dampak banjir yang melanda wilayah Kabupaten Banjar belum lama tadi, salah satunya menyebabkan petani jeruk di Desa Madang, Kecamatan Sungai Tabuk mengalami gulung tikar. Pasalnya, kebun petani banyak yang terendam air, sehingga tanaman jeruk mati dan mengakibatkan petani rugi mencapai puluhan juta rupiah.
BANJAR, koranbanjar.net – Jeruk madang atau limau –bahasa Banjar, red—di Desa Sungai Madang, menjadi salah satu hasil kebun yang cukup terkenal di Kalimantan Selatan. Jeruk Madang ini dikenal sangat manis dan besar-besar.
Paska banjir, ratusan pohon jeruk di desa tersebut banyak yang mati, sehingga petani mengalami gagal panen, hingga rugi puluhan juta rupiah.
Salah seorang petani jeruk Madang, Aliansyah kepada koranbanjar.net mengungkapkan, Senin (22/03/2021), dari sekitar 370 pohon jeruk yang dia miliki, dan menghasilkan puluhan juta rupiah, sekarang mati. Padahal, sebelum banjir terjadi, mestinya jeruk akan dipanen.
“Karena pohon jeruk terendam, akibatnya mati, saya rugi puluhan juta, mau gimana lagi terpaksa sabar,” ungkapnya.(mj-32/sir)