Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Religi

Perubahan Elektabilitas Para Paslon di Pilkada Banjarbaru

Avatar
331
×

Perubahan Elektabilitas Para Paslon di Pilkada Banjarbaru

Sebarkan artikel ini

Pilkada di Kota Banjarbaru sebenarnya berlangsung relatif seru, karena catatan survey sepanjang proses pilkada dilaksanakan terjadi fluktuatif perolehan suara yang dimiliki oleh semua paslon, baik paslon Gusti Iskandar-Iwan, paslon Aditya –Wartono maupun paslon Martinus- Darmawan Jaya. Pengamat Politik dan Kebijakan Publik DR Taufik Arbain MSi menambahkan, keseruan lainnya adalah perubahan elektabilitas para paslon.

BANJARBARU,koranbanjar.net – Menarik adalah paslon 01 Gusti Iskandar-Iwan sebagai kompetitor pendatang baru relatif cepat dalam mendorong elektabilitasnya.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Ini tampak bahwa mesin partai mereka bekerja, loyalis Iwan di dapilnya juga masih setia. Posisi calon 01 diprediksi banyak pihak membayang-bayangi paslon 02 dan 03.

“Meskipun demikian, saya memprediksi justru yang  akan berkompetitif dalam perolehan angka elektabilitas Pilwali Banjarbaru justru antara Paslon Aditya -Wartono dengan Martinus –Jaya,” katanya kepada koranbanjar.net.

Mengapa? Memang bargaining position Martinur-Jaya tak sekuat Nadjmi Adhani yang ketika disurvei berada di kisaran angka 55- 65%.  Sementara saat itu posisi elektabilitas Aditya- Iwan sudah berada di angka 37% lebih.

Ketika pasangan calon menjadi tiga, justru pemilih loyalis Nadjmi terbelah dan terdegradasi ke paslon  Gt Iskandar-Iwan, dan Aditya Wartono.

Demikian juga menyeberangnyaIwan kepada Gt Iskandar terhadap posisi Aditya.  Namun demikian, terdegradasinya elektabilitas pasangan Martinus – Jaya, ketimbang masa (alm) Nadjmi  justru sangat masif dari waktu ke waktu.

Jadi, semakin masif dan kencang gerakan Gusti Iskandar -Iwan, justru yang kurang diuntungkan adalah pasangan Martinus- Jaya.  Namun, demikian gerakan 01(Gusti-Iwan), kesulitan melampaui angka elektabilitas milik 02 maupun 03 itu sendiri.

“Sehingga yang berebut tiket kemenangan Banjarbaru adalah 02 dan 03,” ungkap Taufik Arbain, Direktur Lembaga Survei Banua Meter Irdepos Kalsel ini.

Pertanyaannya, sambung Taufik, seberapa mampukah tim  sukses Aditya mampu mempengaruhi pemilih pada kerja –kerja sebelum masa tenang, agar tingkat kemantapan bertahan di atas 70%, dan mendapat supporting dari terdegradasinya suara kompetitor lain?

“Demikian juga seberapa mampu Martinus – Jaya mempertahankan basis suaranya dan kemantapan pemilihnya sehingga tidak terdegradasi yang perbedaannya hanya berada pada angka margin error  dengan pihak kompetitor lain,” cetus dosen Fisip ULM yang berpengalaman dalam setiap survey pilkada dan pemilu di banua.

Apakah adanya wakil dari Kalangan Jawa memberikan kontribusi terhadap penambahan suara? Taufik menegaskan berdasarkan analisis surveinya, untuk kasus Banjarbaru tidak terlalu signifikan.

Sebab masyarakat Banjarbaru adalah masyarakat terbuka yang melihat aspek profesional, berpengalaman, merakyat, dermawan dan kekuatan jaringan.

“Justru saya memprediksi suara Jawa memiliki persentase yang relative sama ada di semua calon, meskipun sedikit lebih tinggi pada paslon Aditya-Wartono. Terlebih semua paslon menempatkan kalangan  Jawa menjadi tim sukses pemenangan,” paparnya. (dya)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh