Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Religi

Pengamat Politik Sebut Nomor Urut Tak Berpengaruh di Pilkada

Avatar
284
×

Pengamat Politik Sebut Nomor Urut Tak Berpengaruh di Pilkada

Sebarkan artikel ini

Sebagian menganggap nomor urut pada pasangan calon (paslon) Pilkada 2020 sangat berpengaruh terhadap keterpilihan masyarakat. Benarkah demikian?

BANJARMASIN, koranbanjar.net – Menurut seorang warga Banjarmasin, Salman (40), apabila nomor urut paslon semakin jauh dari angka 1 atau 2, maka semakin sedikit pula peluangnya akan terpilih saat pemungutan suara.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

“Kalau nomor urutnya itu 1 atau 2, peluangnya untuk dipilih akan cukup besar, tapi kalau angkanya jauh, sangat rentan tidak terpilih,” tuturnya.

Namun, menurut pengamat politik dari Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Arsyad Al-Banjari Banjarmasin, Muhammad Uhaib As’ad, hal tersebut tidak belaku demikian.

Dia mengatakan, secara teoritis, tidak ada yang menjelaskan kolerasi secara signifikan makna nomor urut dalam konteks politik elektoral.

“Tidak ada yang bisa menjelaskan bahwa nomor 1 atau seterusnya memberikan keuntungan bagi sang calon pada nomor urut itu,” katanya.

Ambil contoh, ujar dia, nomor urut 13 dianggap nomor sial bagi sebagian orang, khususnya masyarakat eropa. Namun, hal itu hanyalah mitos yang tidak bisa dijelaskan secara rasional.

“Jadi tidak ada kolerasinya. Katakanlah Sahbirin nomor urut satu, tapi bukan jaminan juga masyarakat lalu otomatis akan memilih nomor itu. Kemudian Denny Indrayana mengaitkan nomor 2 dengan kemenangan Prabowo di Kalsel, itupun tidak bisa dijelaskan secara teori maupun asumsi politik,” paparnya.


Baca juga: Pilkada Tanbu, Pengamat: Faktor Usia Tak Menentukan


“Saya sama sekali tidak melihat relevansi signifikan dalam hal nomor urut,” imbuhnya.

Dia menyebutkan, faktor yang paling menentukan dalam pertarungan politik ialah soal kapasitas, akuntabilitas, akseptabilitas, sumber daya politik, ekonomi, jaringan patronase kekuatan basis masa, tim sukses yang solid, serta ketersedian modal finansial.

“Itu yang lebih menentukan. Selain itu, ketokohan dan popularitas juga penting. Akan tetapi, dalam masyarakat yang masih rendah literasi politiknya, ketokohan itu tidak terlalu signifikan. Karena masyarakat di Kalsel ini tidak melihat ketokohan itu,” ucapnya. (ags/dny)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh