Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Religi

Pengamat Politik; Pilkada Di Tengah Pandemi Covid-19 Sulit Dijalani

Avatar
221
×

Pengamat Politik; Pilkada Di Tengah Pandemi Covid-19 Sulit Dijalani

Sebarkan artikel ini

Perpolitikan di banua kembali riuh. Sebab, di tengah pandemi Covid-19 beberapa bakal calon (balon) satu persatu mulai mengundurkan diri dalam pencalonan diri di pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020. Tak terkecuali, M. Aditya Mufti Ariffin yang mendadak menyatakan mundur dari kontestasi pemilihan wali (Pilwali) Kota Banjarbaru, Kamis (25/6/2020).

BANJARBARU, Koranbanjar.net – M. Aditya Mufti Ariffin, pria yang akrab disapa Ovi ini membeberkan alasan kemunduran pencalonan dirinya pada pilkada serentak mendatang karena soal kemanusiaan.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Pengamat politik Pathurrahman Kurnain mengatakan, menggelar pilkada di tengah pandemi Covid-19 merupakan suatu hal yang sulit dijalani.

Menurut Dosen FISIP ULM ini, Ovi merasa tak ingin mengorbankan relawan, timses dan jiwanya untuk pilkada. Risiko terpapar Covid-19 sangat besar. Selain itu, sulit memaksimalkan penyampaian visi-misi kepada pemilih di tengah pandemi Virus Corona.

“Tentu, KPU dan pemerintah telah mempertimbangkan berbagai risiko dan konsekuensi yang akan terjadi. Misal, biaya penyelenggaraan pilkada yang akan bertambah,” ujar Direktur Global and Local Democracy (GLORY) Institute, Pathurrahman Kurnain.

Ia menjelaskan, biaya penyelenggaraan akan bertambah karena harus menyiapkan perangkat kesehatan seperti hand sanitizer, masker hingga tempat cuci tangan. Sebaliknya, jika pilkada ditunda akan berdampak terhadap jalannya roda pemerintahan di daerah.

Kata dia, rata-rata akhir masa jabatan kepala daerah berakhir pada Februari hingga Juni 2021.

“Bisa dibayangkan, bagaimana rumitnya jika kepala daerah harus digantikan penjabat sementara (PJS) dari Aparatur Sipil Negara (ASN),” tutur Pathur.

Menurutnya, kebijakan strategis akan sulit dikeluarkan.Tantangan terbesar pilkada ini, justru ditujukan kepada para kontestan.

“Selain harus menghadapi kekuatan petahana, calon penantang juga harus memutar otak untuk mencari strategi baru. Tepat dalam bergerilya, di tengah protokol kesehatan yang ketat,” bebernya.

Ia berpesan, pandemi Covid-19 mesti disikapi sebagai momentum. Menciptakan langkah terobosan, membawa banyak harapan dan peluang baru bagi renovasi peradaban politik di masa depan.

“Semoga tak menyurutkan semangat balon lain, untuk terus berkompetisi dalam pilkada tahun ini,” tutupnya. (MJ-031/ykw)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh