BANJARMASIN, KORANBANJAR.NET -Pangkalan Elpiji atau Liquified Petroleum Gas (LPG) di Banjarmasin ini berani menaikan harga Elpiji bersubsidi 3 kilogram (Kg) di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Berdasarkan informasi dari beberapa warga, bahwa pangkalan Elpiji yang beralamat di Jalan Murung Raya, Kelayan A Ujung Kecamatan Banjarmasin Selatan telah menjual harga Elpiji 3 Kg di atas harga 17.500 yakni berkisar Rp.20.000.
“Jujur aja ya Pak, saya jual kepada warga sekitar sini 18 ribu, kalau di luar RT yang kami layani, itu kami jual 20 ribu,” ungkap pemilik pangkalan dengan jujur.
Ketika ditanyakan alasan menjual di atas HET, Laila nama pemilik pangkalan bercerita kalau pemilik pangkalan sebenarnya adalah milik saudaranya yang hidup tanpa suami.
Saudaranya itu hanya berharap kepadanya, karena itulah Laila dengan terang-terangan meminta harga lebih kepada warga dari yang sudah ditentukan oleh pemerintah dalam hal ini adalah Pertamina.
“Pangkalan ini sebenarnya milik saudara saya Pak ai. Ia bertempat tinggal di Martapura. Tiada lagi yang diharapkan selain saya. Ia hidup tanpa suami karena sudah lama meninggal. Ia adalah seorang ibu sekaligus menjadi bapak, maka dari itu saya berterus terang kepada warga untuk membayar lebih di atas harga HET sebagai upah saya,” ujarnya beralasan ketika diwawancarai koranbanjar.net, di Pangkalan Laila, Jalan Kelayan A ujung kelurahan Murung Raya Banjarmasin, Senin (20/01/2019).
Masih menurut Laila, selain memberikan harga di atas HET, ada beberapa warga yang diberi lebih dari satu biji Elpiji 3 Kg. Ada yang 10 bahkan sampai 20 biji.
Laila beralasan ketika mendirikan pangkalan, harus ijin tetangga kiri dan kanan, dengan syarat warga bisa mendapatkan Elpiji 3 Kg melebihi jatah yang biasa.
“Mereka harus dikasih lebih dari jatah biasa Pak ai. Kemaren waktu mendirikan pangkalan harus tanda tangan warga sekitar. Mereka bersedia dengan syarat apabila mendapatkan jatah Elpiji melebihi seperti biasa. 10 sampai 20 biji. Saya jawab, ok. Tidak mengapa asal tutup mulut,” ungkapnya tanpa menjelaskan maksud tutup mulut tersebut.
Pangkalan Laila baru membuka usaha sekitar 4 bulan, dimulai dari bulan September 2018 lalu dan telah melayani dua RT dengan sistem penjualan menggunakan kupon. Meski demikian tidak menutup kemungkinan pembeli dari luar pun dilayani. Jumlah tabung yang didatangkan sempat berjumlah 250 biji, namun kini berjumlah 200 biji tabung. (al/HIP)