BANJARMASIN, KORANBANJAR.NET – Seorang tamu hotel, Aspiannor (33), warga Jalan Martapura Lama KM 11 Kelurahan Gudang Hirang RT 2, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, ditemukan tewas dengan kondisi leher masih terlilit seutas kabel yang terikat erat di gagang daun pintu kamar mandi pada sebuah kamar di Hotel Widuri, Jalan Kampung Melayu Darat, Kelurahan Melayu, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, (25/10) siang kemarin.
Aspiannor yang belakangan diketahui bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Sambang Lihum itu, ditemukan pertama kali jenazahnya oleh seorang petugas kamar Hotel Widuri, Sandi, warga Jalan Muara Tatah Belayung No 40 RT 46 Kelurahan Pemurus Dalam, Kecamatan Banjarmasn Selatan, Kota Banjarmasin, yang pada pukul 13.00 WITA siang kemarin, telah beberapa kali mengetuk pintu kamar hotel Aspiannor, untuk melakukan pemeriksaan kamar sekaligus bermaksud ingin menyampaikan bahwa waktu check in pada kamar bernomor 102 yang memang sedang digunakan Aspiannor dari dari dua hari yang lalu mulai pukul 06.45 WITA, Selasa (23/10) itu, telah habis.
Namun, karena ketukan pintu tersebut tidak mendapat tanggapan sama sekali dari sang tamunya, Sandi pun lantas mendobrak pintu kamar Aspiannor.
Setelah berhasil mendobrak pintu kamar Aspiannor, Sandi kemudian masuk ke kamar sang tamunya tersebut, namun tidak langsung melakukan pemeriksaan hingga ke dalam kamar mandi yang ada di kamar Aspiannor. Hal itu disebabkan karena suara air mengalir dari dalam kamar mandi yang didengarnya saat itu, membuatnya sempat mengira bahwa sang tamu yang tengah ia cari tersebut sedang asik mandi.
Berselang sekitar satu jam berikutnya, atau sekitar pukul 14.00 WITA, melalui pemeriksaan kedua yang dilakukan hingga ke dalam kamar mandi sang tamunya tersebut, barulah Sandi dapat mengetahui bahwa Aspiannor sudah tewas setelah jenazahnya ia temukan dalam posisi setengah tergantung akibat kabel yang melilit lehernya masih terikat erat di gagang daun pintu kamar mandi pada kamar hotel yang sedang digunakan Aspiannor tersebut.
Sandi pun melaporkan jenazah Aspiannor yang telah ia temukan secara mengejutkan tersebut ke pihak Polsek Banjarmasin Tengah.
Selanjutnya, demi keperluan visum terhadap jenazah, petugas kepolisian pun membawa jenazah Aspiannor ke RSUD Ulin Banjarmasin.
Menurut keterangan Unit Reskrim Polresta Banjarmasin, Leman, berdasarkan kondisi jenazah dari hasil visum petugas di kamar jenazah RSUD Ulin Banjarmasin, kasus tewasnya Aspiannor dalam kamar mandi di kamar 102 Hotel Widuri itu, diduga kuat memang merupakan kasus gantung diri yang sepenuhnya dilakukan oleh Aspiannor dengan didasari motif bunuh diri dengan menggantungkan lehernya pada lilitan kabel yang telah diikatnya pada gagang daun pintu kamar mandi hotel.
“Diduga, motif kematiannya memang murni karena bunuh diri. Itu terlihat dari salah satu organ vital di tubunya yang telah mengeluarkan semacam cairan,” ujar Leman, saat ditemui koranbanjar.net usai visum jenazah Aspianoor di kamar jenazah RSUD Ulin Banjarmasin.
Leman menjelaskan, keluarnya semacam cairan dari sebuah organ vital di tubuh jenazah merupakan penanda kuat yang dapat menjadi bukti bahwa sempat ada gerakan berontak dari tubuh seseorang yang tengah melakukan gantung diri, sesaat sebelum ia meninggal dunia.
Dugaan bunuh diri murni dalam kasus gantung diri Aspiannor ini juga diperkuat dari pantauan pihak Indonesia Automatic Finger Print Identification System (INAFIS) Polresta Banjarmasin terhadap kondisi jenazah.
“Dari kondisi mayatnya, terpantau penyebab kematiannya murni karena gantung diri,” terang seorang petugas INAFIS Polresta Banjarmasin, Isan. (ahm/dky/dny)