Mahalnya tarif pembuatan surat bebas rapid atau surat keterangan sehat bebas Covid-19 sebagai persyaratan agar dapat membawa atau mengirim barang ke luar daerah(Provinsi), menjadi dilema para sopir.
BANJARMASIN, KoranBanjar.Net – Bagaimana tidak? Tarif surat yang berkisar 400 sampai 500 ribu rupiah hanya berlaku selama satu minggu, sedangkan keuntungan supir dari hasil mengantar barang hampir kurang lebih sama nilainya dengan selembar kertas tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan(Kadinkes) Kota Banjarmasin, Machli Riyadi ketika dimintai tanggapannya mengenai hal ini, kepada KoranBanjar.Net justru memaklumi situasi ini.
“Itu sah saja, sebab klinik swasta itu membeli alat rapid juga mahal, paling murah 150 ribu, belum lagi memeriksanya menggunakan pakaian APD, kemudian jasa pemeriksaannya,” terang Machli Jumat lalu di ruang kerjanya, Dinas Kesehatan Banjarmasin.
Bahkan dirinya berujar, jika ada klinik-klinik swasta menarik tarif tinggi itu wajar, sebab alat rapid dibeli sendiri.
Sedangkan pemeriksaan rapid di puskesmas maupun di Dinas Kesehatan, Machli menegaskan hanya untuk ODP dan Orang Tanpa Gejala (OTG) hasil dari tracking, bukan diperuntukan bagi sopir angkutan barang.
Untuk itu, dirinya merekomendasi, untuk pelaku usaha yang memperkerjakan para sopir, diharapkan agar membeli alat rapid sendiri.
Pelaku usaha ini memfasilitasi memberikan rapid agar membawa tes rapidnya ke puskesmas untuk minta dirapidkan.
“Kami siap membantu memeriksakan, begitu solusinya,” pungkasnya.
Belakangan ini terdengar dari beberapa sopir angkutan barang yang mengeluhkan mahalnya dalam membuat surat bebas rapid sebagai salah satu syarat mengantar barang ke luar wilayah.
Padahal menurut sopir, surat itu hanya dipergunakan pada saat mengantar barang ke luar kota atau ke luar daerah saja.
“Paling-paling dua hari selesai mengantar barang ke luar daerah, terus sisanya kadang nunggu berminggu-minggu baru ada lagi, sedangkan harga surat sangat mahal, 500 bahkan sampai 700 ribu, keuntungannya habis buat bikin surat itu aja, gak ada lagi untuk di bawa pulang ke rumah,” tutur Husein, salah satu sopir angkutan barang Pelabuhan Tri Sakti beberapa hari yang lalu.(yon)