Dalam dua pekan terakhir ini, masyarakat Kabupaten Banjar, terutama yang tinggal di wilayah pinggiran Kecamatan Astambul, Karang Intan, Pengaron, Martapura Kota, Barat dan Timur serta Sungai Tabuk, sangat merasakan betapa sulitnya hidup di atas genangan air.
BANJAR, koranbanjar.net – Tak sedikit warga Kabupaten Banjar yang “berteriak” meminta perhatian dari Pemerintah Daerah untuk mengatasi musibah banjir yang mereka alami selama dua bulan terakhir.
Ada yang menghadapi jalan umum terputus, ada rumah yang terendam hingga harus tidur di atas kursi hingga rumah mereka dimasuki hewan melata, seperti ular.
Baca Juga : https://koranbanjar.net/banjir-terparah-di-kabupaten-banjar-tiap-hari-makin-pasang/
Sebagaimana diketahui, Desa Pembantanan salah satu di Sungai Tabuk yang mengalami banjar terparah tahun ini. Mungkin ribuan rumah dan ribuan kilometer jalan umum terendam. Tidak hanya itu, tempat ibadah, sarana pendidikan, lahan pertanian, kantor desa hingga fasilitas umum terkena dampak musibah tahunan ini. Ironisnya, sejak 15 hari lalu, makin hari air makin tinggi merendam.
Baca Juga : https://koranbanjar.net/banjir-cobra-masuk-rumah-warga-ini-yang-terjadi/
Kisah lain dari dampak banjir, satu keluarga di desa Tandipah, Sungai Tabuk menjadi panik dan ketakutan. Seekor ular cobra telah masuk ke rumahnya yang sudah terendam, beruntung dia mengetahui, hingga bisa membunuh hewan melata tersebut.
Lebih ironis, ketika banjir berlangsung selama sepekan hingga dua pekan ini, sebagian warga desa belum mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah setempat.
Baca Juga : https://koranbanjar.net/nenek-80-tahun-terjebak-banjir-polres-banjar-turun-tangan/
Akibat banjir, adapula seorang nenek berusia 80 tahun terjebak banjir, sehingga anggota Polres Banjar harus turun tangan mengevakuasi. Nenek Zairah yang berusia 80 tahun, warga Desa Akar Begantung, Kecamatan Martapura Timur ini terjebak banjir saat tempat tinggalnya direndam air.
Sementara itu, informasi lain mengebutkan, hujan yang terjadi di wilayah Kabupaten Banjar beberapa hari ini telah menyebabkan air Sungai Riam Kiwa meluap. Akibatnya, sejumlah permukiman maupun jalan, khususnya yang berada di tepi Sungai Riam Kiwa terendam. Jalan utama di Desa Jati Baru, Kecamatan Astambul terputus.
Baca Juga : https://koranbanjar.net/sepekan-banjir-tak-kunjung-surut-pemerintah-tutup-mata/
Akibatnya, warga setempat harus menyediakan ojek lanting (perahu bambu) untuk pengendara kendaraan roda dua agar bisa melintasi jalan. Hal demikian juga menyebabkan para petani kesulitan membawa sekaligus menjual hasil bumi ke pusat kecamatan Astambul.(sir)
Baca Juga : https://koranbanjar.net/martapura-dikepung-banjir-permukiman-tepi-sungai-riam-kiwa-terendam/