Komisi II DPRD Kalsel Kawal Pasien Anak Kekurangan Hb

BANJARMASIN, koranbanjar.net – Kasihan! Seorang anak masih berusia balita memiliki penyakit kejang-kejang, dan itu terjadi setiap tiga bulan sekali.

Lebih memprihatinkan, anak tersebut dari keluarga yang tidak mampu. Orang tuanya hanya mampu mengobati anak mereka ke Puskesmas.

Kabar ini berdasarkan informasi yang didapat koranbanjar.net dari seorang rekan perempuan bernama Nurul.

“Ulun (saya) kemarin secara tidak sengaja ketemu anak ini pas saat di Puskesmas Desa Aluh-aluh, dikisahkan mamanya, kata beliau anaknya per 3 bulan sekali kena kejang-kejang,” ujarnya kepada koranbanjar.net beberapa hari yang telah lewat di Banjarmasin.

Ternyata anak balita yang malang itu mengalami kekurangan pada Hemoglobinnya (Hb) yaitu menurut informasi Nurul hanya 3 g(DL), yang seharusnya 11 g/DL.

Sehingga anak berusia dua tahun dan lahir prematur itu sampai saat ini belum bisa berdiri.

Sebelumnya anak ini sudah pernah menjadi peserta BPJS melalui perantara seorang bidan yang menanganinya waktu itu.

“Namun karena tidak mampu membayar iurannya yang menunggak selama satu tahun, BPJSnya tidak bisa digunakan lagi akhirnya kembali minta penanganan Puskesmas”, cerita Nurul tanpa memberitahu alamat lengkap anak ini.

Selain kejang-kejang, anak yang diketahui berasal dari Desa Aluh-aluh Kabupaten Banjar itu mengalami pembesaran pada kepalanya.

“Saat ini kepala anak itu mulai membesar,” katanya.

Keadaan anak itu mendapat perhatian dari anggota Komisi II DPRD Kalsel, H Achmad Rivani.

Kepada koranbanjar.net ia menegaskan agar pihak rumah sakit lebih mendahulukan pelayanan terhadap pasien anak.

“Tidak peduli anak tersebut dari golongan mampu atau tidak mampu, apalagi penyakitnya parah, harus betul-betul serius menanganinya,” ujarnya, Jumat (16/08/2019) saat berada di kantor DPRD Kalsel, Jalan Lambung Mangkurat Banjarmasin.

Ia menyarankan kepada orang tua anak itu, apabila tidak memiliki BPJS, minta surat keterangan tidak mampu kepada Pembakal Desa atau Lurah agar dapat penanganan pihak rumah sakit.

“Apabila di rumah sakit masih mendapat kesulitan, nanti kita yang urus,” cetus Haji Rivani.

Menurut dia harusnya setiap rumah sakit lebih mengutamakan pelayanan terhadap pasien anak-anak, apalagi memilki penyakit yang dapat mengancam keselamatannya.

“Untuk pasien seperti ini harus kita kawal, agar pihak rumah sakit betul-betul memperhatikan dan menanganinya,” tegas dia. (yon/dya)