Habib Farid Al Fachir Assegaf dalam ceramah pada acara Maulid Nabi Muhammad Saw di Majelis Bahasyim Banjarmasin, Jumat tadi menceritakan, tentang kecintaan seorang wanita tua yang tinggal di tengah hutan terhadap Rasulullah Saw hingga akhirnya ditemui Rasulullah Saw di dalam mimpi.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Dalam ceramahnya di majelis Jalan Tembus Mantuil Gang Bahasyim Kelurahan Basirih Selatan Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin, Habib Farid menceritakan, kisah ini berawal dari perjalanan seorang syarifah (cucu Rasulullah) berasal dari Banjarmasin yang suka berdakwah ke pelosok-pelosok kampung.
“Ketika itu seorang syarifah ini sedang menyampaikan tausiah (dakwah) ke sebuah kampung di pedalaman yang sangat jauh dari kota,” ujar Habib Farid yang merupakan lulusan Hadramaut ini
Kemudian, lanjut Habib Farid, usai menyampaikan dakwah dan bersiap hendak pulang, tiba-tiba tengah perjalanan, dia tersesat.
“Sebab di tengah perjalanan itu sekelilingnya masih hutan, sehingga Syarifah ini bingung menuju jalan pulang,” ceritanya lagi.
Waktu terus berputar, tibalah saat memasuki salat ashar, lalu Syarifah ini berdoa kepada Allah, minta dimudahkan menemukan sebuah tempat agar bisa melaksanakan salat Ashar.
Syarifah ini sambung Habib Farid yang tak menyebut nama Syarifah, terus berjalan sehingga sampailah dia menemukan sebuah rumah gubuk sangat kecil di dalam hutan.
“Lalu yarifah itu mengetuk pintu gubuk itu sembari mengucapkan salam, disahut suara seorang wanita tua. Tanpa membuang waktu, Syarifah mengutarakan niatnya ingin menumpang sebentar melaksanankan salat Ashar, wanita tua itu mempersilahkan,” tuturnya.
Usai salat ashar, Syarifah ini kemudian bertanya kepada nenek yang diperkirakan berusia 60 tahun itu.
“Kata Syarifah, nenek tempatmu ini sangat nyaman, sejuk dan membuat aku betah, padahal kecil, kata Syarifah itu,” tutur Habib Farid.
Habib Farid melanjutkan ceramahnya, nenek itu kemudian menjawab, “setiap melakukan sesuatu nenek itu selalu berkata, jika aku menyapu rumah, membersihkan lantai, kalau-kalau Rasulullah datang, maka beliau merasa betah, nyaman tinggal di rumah gubuk itu.”
“Setiap kali melakukan apapun, nenek itu selalu berkata begitu, sehingga pada suatu malam nenek itu bermimpi bertemu Rasulullah, dan Rasulullah berkata, “wahai nenek nanti akan datang ke tempatmu cucuku seorang Syarifah, ia ingin melaksanakan salat ashar, maka mudahkanlah ia,” sampai nenek itu terbangun,” tuturnya.
Masih dalam ceramahnya, betapa besarnya cinta wanita tua itu kepada Rasulullah Saw, dia selalu menyebut-nyebut Rasulullah, seolah yakin Rasulullah akan berkunjung ke rumah gubuk nenek tersebut.
Kurang lebih 1 jam ceramah itu pun berakhir kemudian dilanjutkan membacakan tahlil dan doa haul yang dipimpin pmpinan sekaligus pemilik Majelis Bahasyim, Habib Salim Bahasyim.
Sebelumnya, acara memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw ini dibuka dengan pembacaan syair maulid oleh rombongan maulid Majelis Bahasyim.
Sementara Abdurahman Leonsyah, selaku sohibul hajat (orang yang berhajat) mengucapkan terima kasih kepada para penyumbang yang turut berpartisipasi memberikan dukungan untuk perayaan maulid Nabi Muhammad Saw.
“Terima kasih kepada para penyumbang, mudah – mudahan rejeki dan usahanya lancar, mudahan Rasulullah memberikan keberkahan dalam hidupnya,” ucap Leon yang juga seorang wartawan ini tanpa menyebut nama-nama para penyumbang.(yon/sir)