Kisah Pengemis Musiman di Banjarmasin, Bulan Ramadan Banyak Dapat Nasbung

BANJARMASIN, KORANBANJAR.NET – Pertengahan bulan Ramadan pengemis musiman mulai menjamur di berbagai titik di Banjarmasin, salah satunya di Jl. Brigjend H Hasan Basri depan kampus Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

Pantauan KoranBanjar.net, Minggu (19/05) malam sekitar pukul 19:00 Wita, di sepanjang ruas jalan tersebut banyak ditemui pengemis musiman mangkal. Dari mereka sebagian terlihat membawa gerobak yang biasa digunakan untuk memulung sampah.

Salah satu dari mereka Rahim (27 tahun) berhasil diwawancarai. Ia mengaku sudah mangkal menunggu belas kasih orang-orang yang lewat dua hari terakhir ini.

“Saya disini mulai setelah salat Isya, dan saya di sini sudah dua hari. Saat ini saya hanya banyak menerima makanan, kalau uang kadang-kadang saja,” ujarnya.

Kisah Pengemis Musiman di Banjarmasin, Bulan Ramadan Banyak Dapat Nasbung
Pengemis musiman berdatangan untuk mangkal di ruas jalan Brigjend H Hasan Basri depan kampus ULM Banjarmasin, Minggu (19/5/2019) foto: agus/koranbanjar.net

Ia mengaku bahwa dirinya kesehariannya sebagai pemulung di komplek-komplek dan biasa mengais sampah di Pasar Binjai, dan berhenti memulung mulai usai Magrib kemudian ia lanjutkan berjalan menuju ruas jalan ULM.

Lelaki dua anak tersebut mengungkapkan, semua yang mengemis di ruas jalan ULM dominan dari warga Alalak, Banjarmasin Utara.

“Jadi mereka semua itu ialah orang Alalak, dan kami biasanya pulang sekitar jam 11.00 Wita,” ujarnya.

Ia menuturkan, usai salat Isya hingga pulang pukul 22.00 Wita, ia berhasil mendapatkan setidaknya 5 nasi bungkus (nasbung) dan uang sekitar 50 ribu rupiah.

“Jadi mulai tadi di sini saya sudah dapat makan 5 bungkus, dan makananya enak-enak versi saya, dan nanti sebelum 3 hari lebaran pasti akan banyak di sini, karena akan banyak yang bagikan makanan dan uang,” bebernya.

Ditanya berapa total hasil mengemis di bulan Ramadan tahun sebelumnya, ia mengaku tidak terlalu banyak mendapatkan uang. Ia menceritakan hasilnya tahun lalu diinvestasikan untuk membuat gerobak dengan modal Rp 400 ribu. (ags/sir)