Kisah Lady Fire Martapura Timur; Paling Kesal Menerima PHP

Fire Lady Damkar Martim penggalangan dana bantuan musibah kebakaran, Selasa (12/10/2021). (Foto: iday koranbanjar)

Petugas pemadam kebakaran (Damkar) bukan hanya milik kaum Adam, kaum Hawa alias perempuan juga banyak melakoninya menjadi Lady Fire seperti dimiliki Damkar Martapura Timur (Martim) Kabupaten Banjar. Lantas, apa kisah suka duka menjadi relawan Damkar.

HAIRIYADI, Martapura Timur

DITEMUI Selasa (12/10/2021) sore di tepi Jalan A Yani Km42 Desa Antasan Senor Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar, disela-sela melaksanakan tugas relawan mengumpulkan sumbangan bantuan untuk korban musibah kebakaran di Kecamatan Sungai Tabuk.

Perempuan yang dikenal dengan panggilan Imah nampak sibuk bersama rekan-rekannya sesama perempuan anggota Damkar Martim maupun rekan-rekan lelaki.

Uang receh kertas dan logam hingga nilai besar, mereka kumpulkan dalam waktu dua jam dari pukul 15.00 hingga 17.00 Wita.

Lantas, dihampiri usai pelaksanaan tugas kemanusiaan pengumpulan sumbangan, Imah yang punya keahlian operasionalkan mesin pompa pemadam kebakaran itu menceritakan, awal mula bergabung dengan Damkar Martim sejak tahun 2018.

Perempuan yang masih berusia muda 22 tahun ini menyebutkan, beberapa kenangan turut serta dalam setiap aksi Damkar Martim ialah ikut memadamkan kebakaran, relawan Posko Haul Abah Guru Sekumpul (KH Zaini Ghani), dan sebagainya.

“Kita harus selalu siap dan laksanakan tugas 24 jam, bangun malam atau dinihari, jam berapa saja sudah biasa ketika mendegar info ada musibah kebakaran,” cetus Imah, perempuan berambut ikal panjang.

Apa sukanya menjadi fire fighter girl alias perempuan pemadam kebakaran, bisa juga disebut Lady Fire? Imah yang didampingi Sekretaris Buser 690 Kabupaten Banjar, Akhmad Syarif, menuturkan, dengan menjadi Lady Fire itu banyak punya teman dan bisa menjalin silaturahmi hingga menambah pertemanan.

Namun, ada yang membuat dia dan rekan-rekannya sesama barisan pemadam kebakaran (BPK) dibuat kecewa. Ialah menerima kabar bohong terjadinya kebakaran padahal pemberi harapan palsu (PHP).

“Kesal ketika kami mendapat PHP, berita hoax, didustai yang ternyata tidak ada kejadiannya, kami hanya bisa menerimanya dengan sabar,” ucap Imah, yang beralamat tinggal di Desa Antasan Senor.

Ternyata jumlah Lady Fire di Damkar Martim cukup banyak. Syarif membeberkan, ada sekitar 16 orang anggota perempuan Damkar Martim.

“Sebutlah ada Imah, Halimah, Sipa dan lain-lain. Sebagian mereka terlihat turun dalam penggalangan dana bantuan musibah kebakaran ini,” katanya. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *