Religi  

Kisah Jamaah Luar Daerah Menanti Lailatul Qadar di Masjid Al-Karomah

MARTAPURA, KORANBANJAR.NET – Malam ke-21 Ramadan, salat malam di Masjid Al-Karomah Martapura dipadati jamaah hingga meluber ke luar masjid. Datang dari berbagai penjuru, mereka mengharapkan pahala seribu bulan atau malam Lailatul Qadar.

Pada malam-malam ganjil 10 hari akhir Ramadan yang biasa disebut Malam Selikur, diyakini merupakan peluang besar “turunnya” Lailatul Qadar.

Seperti diungkapkan salah satu jamaah salat malam di Masjid Al-Karomah asal Tambarangan, Tapin Selatan, Kabupaten Tapin, Tarjidin (74 tahun). Menurutnya bila masuk pada malam-malam ganjil Ramadan jamaah Masjid Al-Karomah selalu membeludak.

“Pada malam-malam ganjil kan biasanya turun lailatul qadar, makanya banyak yang salat malam,” tutur kakek Tarjidin kepada koranbanjar.net, Minggu (26/5/2019) dinihari.

Kisah Jamaah Luar Daerah Menanti Lailatul Qadar di Masjid Al-Karomah
Kakek Tarjidin (74 tahun) jamaah salat malam di Masjid Al-Karomah Martapura asal Tambangaran, Tapin Selatan, Kabupaten Tapin. (foto: hendra/koranbanjar.net)

Ia menuturkan, berangkat dari Desa Tambarangan menuju Martapura menggunakan mobil taksi sejak sore hari. Ia sengaja ke kota berjuluk Serambi Mekkah ini untuk melaksanakan sejumlah ibadah malam.

“Saya sudah sejak dulu salat malam di sini (Masjid Al-Karomah Martapura) pada malam-malam ganjil, ya sejak Abah Guru (Sekumpul) masih hidup,” ucapnya.

Menurutnya, datang ke Martapura dan salat malam di sini memiliki makna tersendiri yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. “Yang pasti ada dorongan hati untuk salat malam di Martapura,” katanya.

Kakek Tarjidin datang ke Martapura seorang diri sejak sore hari, ia mengaku berbuka puasa di Musala Ar-Raudhah Sekumpul hingga melaksanakan salat Tarawih, dan kemudian dilanjutkan iktikaf di Masjid Al-Karomah.

“Dari sekumpul saya hanya berjalan kaki ke ke sini (Masjid Al-Karomah), tapi di jalan yang membawa saya pakai kendaraan, setelah sampai di Masjid Al-Karomah dia enggan diberi imbalan,” kata Tarjidin.

Ia menjelaskan, salat malam berjamaah di Masjid Al-Karomah yaitu salat Hajat dan Tasbih yang dilaksanakan sekitar pukul 02.00 Wita.

Kisah Jamaah Luar Daerah Menanti Lailatul Qadar di Masjid Al-Karomah,
Foto jamaah dari dalam Masjid Al-Karomah Martapura, saat menunggu dimulainya salat malam berjamaah, Minggu (26/5/2019) dinihari.

Jamaah salat malam yang memadati Masjid Al-Karomah Martapura tidak hanya diikuti kalangan orang tua, tetapi juga banyak dari kalangan remaja menyesaki Masjid.

Bahkan, kebanyakan dari mereka termasuk yang datang dari luar daerah datang dengan membawa keluarga. Seperti yang diungkapkan jamaah asal Cempaka, Banjarbaru, Subhan (47 tahun).

Ia mengaku datang bersama dengan anak dan istri khusus untuk salat malam berjamaah di Masjid Al-Karomah Martapura. “Saya ke sini tidak sendiri, saya bawa juga anak dan istri saya,” ucapnya.

Harapannya dengan salat berjamaah dengan orang banyak salatnya lebih diterima di sisi Allah SWT. “Yak arena salat sendiri dan berjmaah itu kan beda pahalanya, terlebih kita di masjid ini bisa mendapatkan pahala iktikaf,” tutur Subhan.

Selain itu ada juga jamaah yang datang dari Batu Kajang, Batu Sopang, Kabupaten Paser, Kaltim, Zali Sugra (46 tahun). Ia menceritakan, awalnya sejak Jumat kemarin berangkat menuju Martapura untuk berziarah ke Sekumpul, namun setelah tahu bakal banyak jamaah yang salat malam di Masjid Al-Karomah Martapura, ia kemudian membatalkan untuk pulang.

“Rencananya sejak sore semalam pulang, tapi setelah mendapat kabar di sini salat malam berjamaah, saya membatalkan untuk pulang dan menambah satu malam ladi di Martapura,” ungkap Zali kepada koranbanjar.net. (dra)