Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Kriminal & Peristiwa

Kiram Menjadi Desa yang Mendunia

Avatar
406
×

Kiram Menjadi Desa yang Mendunia

Sebarkan artikel ini

KARANG INTAN, KORANBANJAR.NET – Desa Kiram, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, kini mendunia. Bagaimana tidak, South Borneo Art Festival (SBAF) 2018, yang digagas oleh Pemrov Kalsel, tak hanya diikuti oleh insan seni dari penjuru nusantara, namun juga diikuti oleh seniman dari 13 negara di dunia.

Festival seni yang digelar sejak 11 November lalu itu, resmi ditutup dengan panggelaran kolaborasi puisi, musik, dan pertunjukan monolog grup seni dari Kepulauan Riau bernama Babam, Senin (19/11/2018) malam.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Di malam penutupan itu, juga dilakukan penyerahan beberapa hadiah kepada para penampil seni terbaik selama gelaran. Inipun menjadi akhir dari diselenggarakannya pagelaran seni kelas internasional yang pertama di Kalsel.

Foto bersama saat pembagian hadiah

Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor, yang menutup langsung secara resmi SBAF ini, mengaku bangga atas terselenggaranya gelaran seni secara apik di desa yang dulunya sepi itu.

Gelaran SBAF ini tentu saja dapat menghidupkan dunia teater di Kalsel, karena menampilkan berbagai jenis budaya, cerita aransemen dalam bentuk teater, musik dan tarian.

“Ini untuk mengangkat berbagai budaya tradisional, bahwa seniman lokal tidak kalah dan mampu go internasional. Kalsel mempunyai daya tarik yang luar biasa dalam dunia teater,” ujar Paman Birin, sapaan akrab Gubernur Kalsel itu, yang juga sempat berpuisi di hadapan masyarakat saat menutup SBAF.

SBAF 2018 yang digelar sejak 11 November 2018 lalu ini, di antaranya diikuti oleh seniman seperti dari Jepang hingga Australia.

Masing-masing negara menampilkan keseniannya, serta melakukan kolaborasi dengan negara lainnya, termasuk Indonesia.

Menurut Ketua Panitia Penyelenggara, Edi Sutardi, SBAF 2018 terselenggara atas kepedulian tinggi dari Pemprov Kalsel, khususnya gubernur, akan kesenian di daerah Kalsel, sehingga menginspirasi para pegiat seni Kalsel untuk berani menggelar kegiatan seni kelas Internasional seperti SBAF ini.

“Agar mempunyai event internasional, sudah saatnya Kalsel tampil dengan menunjukan potensi budaya dan alamnya yang eksotik. Awalnya, muncul gagasan untuk membuat Kiram Art Festival, namun agar lebih familiar, maka dipilihlah South Borneo Art Festival,” jelas Edi.

Harapannya, sambung Edi, kegiatan ini bisa mengenalkan tentang Borneo di Kalsel, baik ruang maupun kebudayaannya. Menjadi ruang pencerapan, artinya bisa menyerap berbagai isme.

“Konsep bentuk seni yang datang dari beberapa sudut negara, setidaknya menambah perpustakaan bagi budaya lokal, kemudian memilah-milahnya mana yang bisa diserap,” jelas Edi. (banjargoup/dny)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh