KAPUAS TIMUR, KORANBANJAR.NET – Keberadaan seekor ular king kobra di semak kebun karet yang berada di Handil Cempaka, Desa Anjir Serapat Tengah, Kecamatan Kapuas Timur, Kabupaten Kuala Kapuas, Kalteng, yang dipercaya warga sebagai ular yang sedang bertapa karena tidak berpindah dari tempatnya selama tiga tahun –bahkan ada yang mengatakan lima tahun–, diyakini para warga setempat dan sebagian pengunjung sebagai ular jelmaan dari makhluk gaib.
Hal ini diungkapkan oleh warga setempat, Tinah, yang sebagian anggota keluarganya menjaga lokasi keberadaan ular tersebut.
“Kalau saya dan sebagian warga sini tetap meyakini ular ini adalah ular nyata. Namun kemarin-kemarin, ada beberapa pengunjung yang mengaku melihat ular ini, sedangkan sebagian pengunjung lainnya mengaku tidak melihat. Padahal mereka semua menyaksikannya di waktu yang bersamaan. Kami warga sini pun menjadi heran, seolah ular ini adalah ular jelmaan dari makhluk gaib,” ungkap Tinah saat ditemui koranbanjar.net di lokasi keberadaan ular tersebut, Selasa (27/11/2018).
Sedangkan seorang pengunjung dari warga Anjir, Zainuddin, yang mengaku sudah sering berkunjung ke lokasi keberadaan ular tersebut, menyatakan, ia sangat meyakini bahwa ular berbisa yang menghebohkan warga sudah dari sekitar sebulan yang lalu ini bukanlah ular biasa, melainkan seekor ular jelmaan dari makhluk gaib.
Bahkan, menurutnya, dari tiga kali ia pernah melihat ular tersebut, binatang melata itu mengalami perubahan warna dua kali dan pernah muncul dengan sebuah batu dan sebatang tanduk di kepalanya.
“Waktu saya lihat pertama, ularnya berwarna kuning agak sedikit keabu-abuan, yang kedua kalinya, saya lihat warnanya tetap seperti itu namun di kepalanya ada sebuah batu dan sebatang tanduk. Kemudian yang ketiga kalinya, saya lihat warnanya berganti menjadi hitam,” ujarnya.
Diceritakannya kembali, ia dan sejumlah warga setempat lainnya semakin yakin bahwa ular tersebut merupakan jelmaan makhluk gaib setelah keberadaan ular itu ditanyakan kepada salah satu orang pintar di daerah itu.
“Kata beliau, nanti ularnya akan mengalami tiga kali perubahan. Ternyata benar, dan sesuai apa yang telah saya lihat, ularnya mengalami tiga kali perubahan,” ceritanya.
Selain itu, Zainuddin mengisahkan, sudah ada beberapa pengunjung yang sakit setelah datang menyaksikan ular tersebut karena telah berbuat jahil di lokasi keberadaan ular.
“Ini dibuktikan oleh adik saya sendiri. Padahal waktu itu dia hanya mengais-ngais tumpukan daun yang berada di tanah di sekitar ular itu. Namun sepulangnya ke rumah, ia langsung sakit, badannya panas. Saat kami tanyakan ke orang pintar, adik saya disuruh merapikan tumpukan dedaunan yang telah ia kais kemarin. Setelah kembali datang ke sini, tumpukan dedaunannya kami rapikan, adik saya langsung sembuh dari sakitnya,” bebernya.
Namun sayang, kedatangan tim koranbanjar.net kedua kalinya pada hari Selasa kemarin untuk mendapatkan lebih banyak foto ular tersebut, tak membuahkan hasil dikarenakan ularnya sedang tidak berada di sarangnya.
Menurut Zainudin, ular tersebut terakhir dilihat warga sekitar pukul 11.00 WITA, Senin (26/11/2018) kemarin. Namun hingga hari Selasa tadi, ular itu tak juga terlihat.
“Saya dengar dari cerita para warga yang menjaga lokasi ular di sini tadi, kemarin sempat ada beberapa pengunjung yang mengganggu ular itu dengan mengais-ngaisnya menggunakan ranting kayu. Hal itu mungkin membuat ularnya menjadi terganggu dan pergi sementara. Namun nanti pasti ularnya muncul lagi di sini,” ucap Zainuddin seraya menunjukkan tempat biasanya ular itu berada. (dny)