BANJARMASIN, KORANBANJAR.NET – Seorang publik figur, hendaknya jangan memusuhi wartawan, ujar Ketua Jaringan Demokrasi Indonesia (JADI) Kalimantan Selatan (Kalsel), DR Samahuddin Muharram.
Hal tersebut disampaikannya pada acara Dialog Media “Menangkal Berita Hoax Menjelang Pemilu 2019” di Rumah Anno, Jalan Piere Tendean, Siring Menara Pandang, Banjarmasin, Senin (11/2).
“Saya kira sangat salah bagi publik figur memusuhi wartawan. Itu persepsi yang salah,” ujarnya.
Karena, katanya, media sangat penting untuk penyampaian informasi dan sebagai kontrol sosial.
“Selain itu, wartawan baik itu dari media online, elektronik maupun cetak, dapat menangkal berita-berita hoax yang ramai diberitakan di media sosial,” katanya.
Menjelang pesta demokrasi pada April mendatang, berbagai berita menyesatkan penyebarannya sangat masif dan mempengaruhi mental masyarakat pemilih.
“Bisa jadi hal tersebut merupakan strategi para pasangan calon. Untuk itu, JADI mengajak media untuk menangkal berita-berita yang tidak bisa dipertanggung jawabkan,” ujarnya.
Ia menambahkan, akibat penyebaran hoax, hingga saat ini tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Komisi Pemilihan Umum (KPU) sangat menurun.
“Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap visi dan misi pasangan calon, karena pemberitaan hoax mereka bingung mau pilih A atau B,” tambahnya.
Diharapkan, melalui dialog bersama media tentang upaya menangkal berita hoax yang diselenggarakan kali ini, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara pemilu dapat kembali.
JADI dalam konteks ini hanya sebagai penengah antara penyelenggara pemilu dengan masyarakat.
Acara dialog itu sendiri menghadirkan nara sumber antara lain, pemerhati media sosial, Khairiadi Asa, Kesbangpol Kalsel, Adi Santoso, Ketua PWI Kalsel, Zainal Helmi dan Aktivis HMI ULM, Aji Setiono. (al/ndi)
