Syaripah Badrun binti Habib Yusuf adalah seorang wali Allah wanita yang diyakini masyarakat sebagai wali mazjub atau wali yang dipilih Allah Swt secara tiba-tiba. Wali Allah ini bermakam di Jalan HM Mistar CokroKusumo, Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
BANJARBARU, koranbanjar.net – Wali Allah wanita, Syaripah Badrun binti Syarif Yusuf Al Qadiri al-Hasani r.a merupakan dzuriat Wali Qutub, Syekh Abdul Qadir Al Jailani r.a.
Menurut Penjaga Makam Syarifah Badrun binti Habib Yusuf di Desa Pumpung, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, H. Hilman yang ditemui koranbanjar.net, Sabtu, (5/6/2021), semasa hidup banyak masyarakat setempat yang meminta doa kepada Syarifah Badrun, termasuk doa menolak bala. Bahkan pernah satu ketika Allah Swt menunjukkan karomah yang diberikan kepada Syarifah Badrun saat memadamkan kebakaran di Kecamatan Cempaka.
“Dahulu pernah terjadi kebakaran di dekat PLN arah Gunung Kupang. Terus Syarifah Badrun mengambil sebatang kayu durian, kemudian beliau mengencingi pohon itu, tiba-tiba api yang berkobar langsung padam,” tuturnya.
Keganjilan lain yang juga pernah ditemui masyarakat setempat dari Syarifah Badrun semasa hidup, antara lian, Syarifah Badrun sangat suka membeli dagangan orang yang tidak laku berjualan. “Jika ada penjual yang sepi dagangannya, maka beliau membeli jualan pedagang itu, tidak lama, dagangan orang itu akan ramai dengan pembeli,” katanya.
Tidak hanya itu, lanjut Hilman, pernah datang sepasang suami-istri dari Rantau, Kabupaten Tapin untuk ziarah ke makam Syarifah Badrun, sepasang suami-istri itu bernazar dan berdoa kepada Allah Swt, ingin memperoleh keturunan.
Setibanya di makam Syarifah Badrun, sepasang suami-istri tersebut mengambil air wudhu serta membawa air ke makam, kemudian membaca surah Yasin. Mereka berniat, pahala membaca surah Yasin akan dihadiahkan untuk Syarifah Badrun. Air yang didoakan dengan pembacaan surah Yasin tadi diminumkan kepada sang istri.
Tidak lama setelah ziarah, beberapa waktu kemudian, suami-istri itu datang lagi berziarah dengan keadaan istrinya yang sudah hamil.
Sementara itu, disinggung tentang proses pembuatan makam Syarifah Badrun, H Hilman menjelaskan, awalnya pembangunan makam menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat. Mengingat biaya pembangunan makam cukup mahal.
Namun dengan niat yang tulus, H Hilman bersama masyarakat setempat dapat menyelesaikan pembangunan makam yang terbuat dari beton, bahkan sekarang sering digunakan untuk acara haul atau pengajian.(mj-35/sir)