Religi  

Kalsel Jadi Penyangga Ibu Kota Negara, Tantangan Berat Pemerintah Dan Masyarakat

BANJARMASIN, koranbanjar.net – Setelah Presiden Jokowi menetapkan ibu kota baru negara Indonesia di Provinsi Kaltim, bagi Provinsi Kalsel sangat berdampak sebagai provinsi penyangga.

Hal itu menjadi pembahasan utama pada Dialog Kebangsaan yang digelar oleh Sasangga Banua dengan tema Paradigma Kepemimpinan Bagi Daerah Penyangga Ibu Kota di Hotel Rattan Inn, Jl A Yani KM 5.7, Kamis (31/10/2019).

Hadir sebagai pembicara Ir H Deddy Supriady BE Msc Phd (Bappenas RI), Dr H Hermansyah MSi (dosen Antroplogi UI), dan Dr (Cand) Ir H Subhan Syarief MT (pengamat pembangunan).

Kalsel Jadi Penyangga Ibu Kota Negara, Tantangan Berat Pemerintah Dan Masyarakat
Pemberian sertifikat piagam dari Sesangga Banua kepada para narasumber Dialog Kebangsaan, Kamis (31/10/2019) (foto: abel/koranbanjar.net)

Deddy Supriady mengatakan, Provinsi Kalsel sebagai penyangga ibu kota baru yang paling strategis.

“Ke depannya daerah penyangga yang paling strategis memang Kalimantan Selatan karena kemudahan dan iterkoneksi yang sudah ada, seperti jalan raya yang ramai itu akan mengakibatkan mobilitas Kalsel lebih cepat,” katanya kepada koranbanjar.net.

Menurutnya, 2020 penggantian kepala daerah di Kalsel secara menyeluruh termasuk gubernur merupakan momentum yang sangat baik untuk menyiapkan Kalsel sebagai daerah penyangga ibu kota baru.

“Jadi harus ada manajemen perubahan. Nah ini yang harus dipersiapkan oleh calon kepala daerah yang akan bertarung di 2020. Jadi kami berharap kepada para calon menyiapkan strategi menghadapi berbagai perubahan yang terjadi,” bebernya.

Di kesempatan yang sama Dosen Antropologi UI, Hermansyah mengatakan, persiapan yang harus dilakukan oleh masyarakat Kalsel sebagai daerah yang akan menjadi penyangga ibu kota, harus memiliki persiapan yang matang.

“Masyarakat Banjar adalah masyarakat yang mudah berkomunikasi, kompak, dan sebagainya. Potensi ini yang kita pergunakan sebagai persiapan untuk daerah penyangga, karena kita akan kedatangan tamu dari luar, jadi kita harus bersinergi,” tuturnya.

Hal tersebut, lanjutnya lagi, yang harus dipersiapkan oleh masyarakat dengan baik. Juga tentu membutuhkan seorang pemimpin yang berkarakter dan mengayomi masyarakatnya yang dikenal religius. “Ada kemungkinan kita mengangkat daerah ini menjadi contoh daerah religius,” katanya.

Kekompakan semua unsur dalam mempersiapkan sebagai daerah penyangga ibu kota baru baik pemimpin, aparat penegak hukum, aparat pemerintahan, serta masyarakat sangat diutamakan.

“Karena ke depan tantangan kita akan lebih berat. Jadi persiapan harus lebih kuat, lebih rapi, dan terencana sehingga generasi berikutnya bisa melanjutkan kehidupan dengan sejahtera, aman, dan adil. Kita harus mempersiapkan diri dengan perubahan, jika tidak, maka kita akan tergilas dengan perubahan ketika Kalsel jadi penyangga ibu kota negara,” pungkas Dosen UI . (mj-28/dra)