JIKA ada seorang imam bertugas selama 30 tahun memimpin salat di Masjid Noor, Jalan Pangeran Samudera, Banjarmasin, dia ialah Al Habib Hasan Bin Abdurrahman Bin Salim Al Kaff.
Laporan Jurnalis Koranbanjar.net, ABDURRAHMAN LEONSYAH – Banjarmasin
Sebelum meninggal 21 tahun silam, Habib Hasan dikenal sebagai salah satu ulama tersohor di Banjarmasin.
“Yang khas dari Habib Hasan, setiap usai salat, beliau (Habib Hasan) selalu lebih dulu mendatangi para jamaah untuk bersalaman,” cerita anak Habib Hasan, Habib Ali Khaidir Al Kaff, saat diminta Koranbanjar.net menceritakan tentang ayahnya semasa hidup, kemarin.
Selain itu, menurut Habib Ali, di lingkungannya Habib Hasan tidak pernah membedakan tamunya. Bahkan jika diundang memimpin acara besar atau sekadar diminta membacakan doa pada acara sederhana sekalipun, Habib Hasan tidak pernah menolak.
“Mau orang miskin, kaya, atau kalangan terpandang, siapapun yang duluan mengundang beliau, itu yang diutamakan. Beliau tidak pernah tidak datang jika diundang,” ujar mantan anggota DPRD Kalsel itu.
Semasa hidupnya, Habib Hasan pernah belajar di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khairiyah, Surabaya, Jawa Timur. Untuk memperdalam ilmu serta pengetahuan tentang Islam, Habib Hasan juga sempat berguru dengan Habib Husin Bin Muhammad Al Hadad.
Ali mengatakan, ulama asal Jombang itu menjadi guru ayahnya yang paling khusus dan istimewa. Habib Hasan juga diketahui mewarisi ajaran dari kitab karangan Habib Husin, yang diamalkannya sepanjang hidup.
Selepas menuntut ilmu di tanah Jawa, Habib Hasan kemudian masuk Ponpes Darussalam, Martapura, Kabupaten Banjar. Dia sekaligus menjadi salah satu pengajar di ponpes tertua di Kalimantan itu.
“Jangan pernah merasa nyaman dalam menuntut ilmu agama (Islam),” tutur Ali merafal pesan Habib Hasan.
Pesan dari sang ayah itulah yang selalu diingat Ali dan tak ingin dia lupakan sepanjang hidup.
Jenazahnya Disalati 40 Kali
Habib Hasan meninggal dunia pada usia 80 tahun. Selain menjadi duka mendalam bagi keluarga dan kerabat, kematian Habib Hasan rupanya juga mengundang kesedihan dari banyak masyarakat.
Bahkan, Ali menceritakan, di hari kematian Habib Hasan, ada banyak pelayat berdatangan. Mereka tak hanya berasal dari warga dalam kota, namun juga dari berbagai daerah di luar Banjarmasin.
Menurut Habib Umar bin Husin Al Aydrus (sekarang almarhum), kerabat Habib Hasan asal Bati Bati, Tanah Laut, kala itu, saking banyaknya pelayat berdatangan, jenazah Habib Hasan sampai disalati hingga 40 kali.
“Habib Hasan bukan milik keluarga, tapi milik umat, mereka sangat menyayangi Abah (ayah; bahasa banjar, red),” kenang Ali.
Habib Hasan meninggalkan 12 orang anak hasil pernikahannya dengan Syarifah Tolhah Bin Habib Ahmad Nunci Al Kaff. Habib Ali Khaidir adalah putra kesebelas Habib Hasan. (*)