HPS ternyata Berdampak pada Kurangnya Karhutla di Jejangkit

BANJARMASIN, KORANBANJAR.NET – Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke 38 tahun 2018 yang akan diselenggarakan di Kalsel, tidak hanya berdampak positif terhadap pembangunan sektor pertanian dan ekonomi kerakyatan, tetapi ternyata lebih dari itu. Dibukanya lahan tidur ribuan hektar di Desa Jejangkit, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala (Batola), yang pada tanggal 18 Oktober mendatang akan menjadi tempat untuk acara puncak peringatan HPS ke 38 itu, juga sangat berdampak pada berkurangnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Untuk diketahui, dari data yang dirilis oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel pada tanggal 10 Oktober 2018 tadi, terhitung dari tanggal 1 Januari sampai 10 Oktober 2018, terjadi karhutla seluas 193,8 hektar di lahan Kabupaten Batola. Karhutla tersebut di antaranya terjadi di wilayah Kecamatan Jejangkit.

Namun, menurut Kepala BPBD Kalsel, Wahyudin, sebelum ditetapkan menjadi lokasi peringatan HPS, lahan yang terbakar di wilayah Kecamatan Jejangkit biasanya mencapai 30%, tapi kini hanya mencapai 11%.

Oleh karena itu, Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor mengemukakan, masyarakat Jejangkit, begitu gembira karena merasakan dampak yang positif dari perhelatan HPS terhadap kebakaran lahan.

“Biasanya setiap kali musim kemarau, maka akan terjadi kebakaran lahan di Jejangkit, hingga berakibat pada kabut asap,” jelas gubenur.

Namun, dilanjutkannya, kebanyakan lahan yang terbakar di Kecamatana Jejangkit adalah lahan tidur atau lahan yang tidak digarap.

“Sejatinya, lahan yang terbakar ini adalah lahan tidur. Untuk itu, HPS 2018 ini adalah momentum bagi kita untuk bergerak membangunkan raksasa tidur,” serunya. (hmsprov/dny)