MARTAPURA, koranbanjar.net – Sebelum Syekh Muhammad Amin bin Muhammad Al Hafiz Al Alawy Assyinqity Al Hasani meninggalkan Martapura pada Jumat (22/11/2019) subuh, beliau melakukan pembacaan hadis di rumah DR Andin Sofyanoor SH MH, Kamis (21/11/2019) malam di Jl. Kenanga Desa Indrasari, Martapura.
Pembacaan hadis menggunakan metode Al-Aradh, yakni para murid secara bergantian membacakan hadis lengkap dengan sanad dan matan-nya di hadapan Syekh.
Metode pembacaan seperti ini dilakukan sejak zaman dahulu, pada abad pertama tahun hijriah, di mana guru menjaga hafalan sang murid.
Hingga sekarang metode tersebut terus dilestarikan oleh para ulama dengan para santri di kalangan pondok pesantren tradisional, tanpa terkecuali di Martapura yang berjuluk Kota Serambi Mekkah.
Baca juga: Syekh Muhammad Amin Assyinqity Bercerita Metode Anak-anak Belajar Agama
Tujuannya, selain mengambil keberkahan, tentunya dengan metode tersebut dapat menyambungkan ‘mata rantai’ ilmu yang diajarkan Nabi Muhammad kepada para Sahabat kemudian kepada Thabi`in hingga terus sampai kepada ulama-ulama saat ini.
‘Mata rantai’ tersebut sebagai pembeda; mana yang belajar mengambil ilmu secara langsung kepada sang guru dan yang tidak langsung.
Pada kesempatan tersebut, para santri termasuk tuan guru secara bergantian membaca hadis-hadis dalam kitab Arba`in Nawawiyah. Pembacaan hadis tidak diterjemahkan, selesai satu hadis lanjut kepada hadis berikutnya.
Turut hadir Tuan Guru Syarif Busthomi atau Guru Oton, beserta guru-guru dari Ponpes Darussalam Martapura.
Syekh yang kini menetap di Mekkah dan mengajar di Ma`had Syekh Ahmad Al Maliki Mekkah ini tampak khusuk dengan kepala merundukkan kepala mendengarkan hadis-hadis yang dibacakan para santri. Sesekali beliau memberikan isyarat atau arahan kepada para santri saat pembacaan hadis.
Sementara di samping kanan Syekh Muhammad Amin, Andin Sofyanoor duduk dengan khidmat, dan di samping kiri Syekh duduk Guru Oton yang juga terlihat khusuk. (dra)