KALSEL, KORANBANJAR.NET – Musim hujan yang masih berlangsung hingga saat ini membuat angka penderita positif demam berdarah (DBD) di Kalsel menjadi semakin meninggi.
Dari data yang dihimpun tim koranbanjar.net melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar, penderita positif DBD di Kabupaten Banjar dari awal Januari sampai hari ini, Jumat (25/1/2019), berjumlah 65 orang, dan 31 orang sementara terduga mengidap DBD.
Jumlah tersebut dinyatakan Kepala Dinkes Banjar, Ikhwansyah, saat ditemui koranbanjar.net di Kantor Dinkes Banjar, Martapura, siang tadi.
“Penderita DBD terbanyak ada di Kecamatan Martapura, Sungai Tabuk, dan Astambul. Namun hingga kini, Alhamdulillah belum ada laporan korban meninggal dunia akibat DBD di Kabupaten Banjar,” ujarnya.
Mengingat tinggi angka kasus DBD di Kabupaten Banjar, Ikhwansyah berharap masyarakat harus peduli dengan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk.
“Karena hanya dengan pemberantasan sarang nyamuk kita dapat memutus mata rantai penyakit demam berdarah,” katanya.
Sementara di daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan, melalui Kepala Seksi (Kasi) P2PM Dinkes HSS, Jailani Majedi, yang ditemui koranbanjar.net hari ini, mengungkapkan, sejak awal Januari hingga Kamis (24/1/2019) kemarin, ada 38 penderita positif kasus DBD yang tersebar di beberapa wilayah Kabupaten HSS.
“Tindakan dari Dinkes sendiri diantaranya mensosialisasikan 3M+, baik melalui siaran keliling menggunakan mobil puskesmas ke pemukiman masyarakat dan di sekolah-sekolah, maupun melakukan aksi seperti gotong-royong. Selain itu kita juga melakukan penyemprotan fogging,” katanya.
Selain beberapa penanggulangan tersebut, Dinkes HSS juga membagikan pupuk abate grtatis melaluli Puskesmas masing-masing.
Jailani menyebutkan, kasus DBD di HSS sekarang ini banyak ditemukan di daerah perairan seperti di daerah Dahadan perkotaan. Sedangkan di daerah dataran tinggi hingga wilayah pegunungan, sangat jarang ditemui kasus DBD.
“Kasus DBD terbanyak itu ada di Kota Kandangan sendiri, karena memang penduduknya juga padat juga,” ungkapnya.
Sedangkan di Kotabaru, saat ditemui koranbanajr.net di Desa Tambak 2, di sela kegiatan fogging, pagi tadi, Kasi P2PM Dinkes Kotabaru, Akhmad Royani, membeberkan, sepanjang bulan Januari ini, terdapat 42 orang penderita posistif penyakit DBD di Kotabaru.
“Oleh karenanya saat ini kami melaksanakan fogging yang rencanaya akan dilaksanakan rutin dalam beberapa hari kedepan guna memutus mata rantai peredaran nyamuk yang mengakibat penyakit DBD.” Uajrnya kepada koranbanjar.net.
Sementara untuk wilayah kota di Kalsel yang menjadi salah satunya daerah terbanyak kasus DBD sepanjang Januari ini adalah Kota Banajarbaru.
Ditemui di Kantor Dinkes Banjarbaru, siang tadi, Kepala Dinkes Banjarbaru, Agus Widjaja, menuturkan, ada 78 orang penderita positif DBD di Banjarbaru sepanjang bulan Januari ini.
Menurut Agus Widjaja, kasus penyakit DBD ini memang diakibatkan adanya musim hujan.
Ia menyebutkan, khususnya dalam minggu ketiga bulan Januari saat ini, ada 28 warga Guntung Manggis telah dinyatakan positif mengidap penyakit DBD.
“Selain tergantung musim atau cuaca, sebenarnya kasus DBD ini juga tergantung masyarakatnya sendiri. Maksudnya masyarakatnya memelihara jentik atau tidak, itu yang paling penting. Jentik itu hidupnya satu minggu, jadi kalau hari ini saya semprot (fogging), memang nyamuk dewasanya mati, tetapi tujuh hari kemudian, jentiknya menjadi nyamuk dewasa lagi,” tuturnya Agus Widjaja. (tim/dny)