Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Religi

GAWAT, Kaum Penyandang Disabiltas Tuntut Ma’ruf Amin Minta Maaf

Avatar
444
×

GAWAT, Kaum Penyandang Disabiltas Tuntut Ma’ruf Amin Minta Maaf

Sebarkan artikel ini

NASIONAL, KORANBANJAR.NET – Pernyataan kontroversial dari Calon Wakil Presiden Ma’ruf Amin, yang mengatakan “hanya orang buta dan budek yang tidak mengetahui prestasi yang diukir Presiden Joko Widodo selama empat tahun memerintah,” dalam acara Deklarasi Barisan Nusantara (Barnus), di kawasan Cempaka Putih Timur, Jakarta, pada Sabtu pekan lalu, memicu kemarahan kaum penyandang disabilitas.

Akibatnya, sebanyak sembilan orang penyandang disabilitas dari Persatuan Aksi Sosial Tunanetra Indonesia (PASTI), berunjuk rasa di depan Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), di kawasan Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/11).

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Dalam unjuk rasa tersebut, mereka mengecam pernyataan Ma’ruf yang dinilai telah menghina kaum tunanetra dan tunarungu.

Masing-masing pengunjuk rasa juga membawa sejumlah poster disertai gambar wajah Ma’ruf, yang di antaranya bertuliskan Cawapres Penghina Tuna Netra+Rungu, Kami Buta Tapi Bukan Politik, dan Sontoloyo.

Ketua Umum PASTI, Arif Nurjamal, menegaskan, pernyataan Ma’ruf tersebut telah mendiskreditkan para penyandang disabilitas, terutama kaum tunanetra dan tunarungu. Menurut Arif, mereka merasa tersinggung karena dihina seperti itu.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, ucapan kasar seperti itu tidak pantas keluar dari mulut seorang pemuka agama yang mestinya menjadi panutan.

“Karena kami juga sebagai bangsa Indonesia, sebagai warga negara, punya hak hidup, punya hak berpolitik. Walaupun kami buta menurut beliau, tapi kita tidak buta politik, dan Alhamdulillah, kami tidak buta akhlak. Kami semua punya moral, punya pendidikan,” tandas Arif.

Pengunjuk rasa menuntut Cawapres Ma’ruf Amin agar meminta maaf atas pernyataannya. (Foto: Fathiyah/VOA)

Arif menyatakan, para penyandang disabilitas memberi batasan waktu paling lambat delapan hari ke depan kepada Ma’ruf Amin agar meminta maaf secara terbuka melalui media massa. Kalau hal itu tidak dilakukan, lanjut Arif, maka pihaknya akan menempuh jalur hukum atau berdemonstrasi kembali dengan jumlah massa yang lebih besar.

Pada kesempatan itu, Arif juga menekankan bahwa PASTI tidak memiliki afiliasi dengan calon presiden ataupun partai tertentu.

Meski diakui Arif bahwa Ma’ruf sudah memberikan klarifikasi terkait pernyataan kontroversialnya itu, tapi dia menilai klarifikasi itu hanya ditujukan kepada lawan-lawan politiknya. Oleh karena itu, Arif bersama PASTI, tetap menuntut Ma’ruf juga memberikan klarifikasi sekaligus permohonan maaf kepada seluruh penyandang disabilitas di Indonesia.

Sementara salah satu anggota PASTI, Yogi Matsoni, menilai, ucapan Ma’ruf tersebut telah melanggar Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang penghormatan, perlindungan, penjaminan, dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas, serta bertentangan dengan Konvensi Hak-hak Disabilitas tahun 2007.

Yogi menyerukan agar semua elite politik yang berkampanye agar lebih memperhatikan batasan-batasan bahasa, supaya tidak menyinggung kelompok tertentu yang ada di masyarakat.

Ironisnya, dalam unjuk rasa yang berlangsung sekitar setengah jam ini, tak ada seorang pun petinggi MUI yang bersedia menerima mereka. Bahkan, saat mereka sedang berorasi, seorang petugas MUI sempat meminta agar demonstrasi dihentikan, namun permintaan itu tidak dituruti.

Beberapa hari yang lalu, calon wakil presiden dari nomor urut satu ini telah memberikan klarifikasi terkait pernyataan kontroversialnya itu.

Dalam klarifikasinya, Ma’ruf Amin mengatakan, bahwa yang dimaksud buta dan budek adalah hatinya, bukan cacat secara jasmani.

Ma’ruf yang berduet dengan calon presiden petahana, Joko Widodo, dalam pemilihan presiden pada April 2019 nanti itu, menekankan, dirinya tidak bermaksud menyinggung perasaan penyandang disabilitas.

“Itu kan salah paham. Yang saya maksud buta itu bukan buta mata, bukan budek telinga, tapi buta hati. Jadi nggak ada hubungannya dengan fisik,” ujar Ma’ruf. (voa/dny)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh