Terjadinya kelangkaan gas elpiji subsidi 3 kilogram di berbagai daerah di Kalimantan Selatan, khususnya Kota Banjarmasin, membuat Anggota Komisi I DPRD Kota Banjarmasin, H.Muis menegaskan, Pemerintah Kota setempat harus segera turun tangan membantu masyakarat.
BANJARMASIN, koranbanjar.net –
“Pemerintah Kota harus siap segera bantu masyarakat, jangan sampai seperti ini nah, jangan sampai harga elpiji di luaran dua kali lipat dari pangkalan,” ujarnya, Sabtu kemarin di Kantor DPC PAN Banjarmasin.
Kata Muis, kalau kita lihat ini pembelinya lebih banyak dari jumlah kuota gas yang ada. Akhirnya seperti kembali ke bulan Ramadan telah lewat. Saat berlakunya PSBB, orang-orang jualan atau pedagang dilarang.
Ketika memasuki new normal dengan pola Adaptasi Kebiasaan Baru(AKB), penjual atau pedagang makanan dan minuman yang dulunya tutup, sekarang aktif kembali atau berjualan seperti semula.
“Inilah salah satunya yang menyebabkan terjadinya kelangkaan elpiji 3 kilogram, dimana kebutuhan gas meningkat sedangkan gas yang dikirim ke pangkalan jumlahnya tidak ditambah,” urainya.
Sehingga banyak masyarakat kita, terutama masyarakat tidak mampu tidak kebagian,” terang anggota Komisi I DPRD Kota Banjarmasin ini.
Lebih lanjut, Muis mengatakan, saat Ini masyarakat Kalimantan Selatan, khususnya Banjarmasin terbebani dengan melambungnya harga elpiji di warung, toko atau pengecer.
“Harga di luar pangkalan berkisar dari 40 ribu, 35 ribu, dan ada 30 ribu, kan kasian masyarakat di bawah, karena yang menggunakan gas subsidi itu adalah golongan menengah ke bawah, bukan menengah ke atas,” cetusnya.
Lanjut, ia menegaskan, Pemerintah Kota segera menambah kuota untuk mengatasi persoalan yang menjadi trending topik di tengah masyarakat Banua.
“Sebelumnya kami anggota dewan sudah sering menegaskan terkait regulasi penyaluran gas ke masyarakat agar tepat sasaran, namun namanya langka, ya gimana,” ungkap Politisi PAN ini.
Pemko Banjarmasin, diharapkan segera melakukan operasi pasar, dan kuota ditambah, tandas Muis (yon)