BARABAI, KORANBANJAR.NET – Dokter spesialis penyakit dalam kelahiran Barabai, Abdul Halim, yang telah menyatakan diri siap maju menjadi calon Wali Kota Banjarbaru dalam Pilwali 2020, ternyata memiliki kisah menarik di masa sekolahnya. Pria yang saat ini berdomisili di Banjarbaru itu bahkan dulunya takut dengan dokter.
Diceritakan seorang warga Desa Banua Binjai, Kecamatan Barabai, Syahriansyah, yang mengaku berteman dekat dengan Dokter Halim dari mereka bersekolah di SMPN 4 Barabai, Dokter Halim pernah ingin kabur dari rumah sakit karena saking takutnya dengan dokter.
“Waktu kami SMP Dokter Halim pernah mendadak sakit, lalu dia saya bawa ke rumah sakit dengan berboncengan menggunakan sepeda pancal. Sesampainya di rumah sakit Dokter Halim malah mengajak saya pergi setelah melihat dokter, sampai-sampai saya harus memaksanya untuk diperiksa dokter,” tutur Syahriansyah kepada koranbanjar.net, Senin (1/7/2019).
Kendati demikian, diakui Syahriansyah, Halim merupakan siswa yang jenius dan rajin serta selalu mendapat peringkat kelas tiga besar di sekolahnya.
“Dia juga aktif di kegiatan Pramuka, bahkan pernah mewakili Indonesia dalam perkemahan dunia di Eropa,” ungkap pria yang akrab disapa Syahri itu.
Dokter halim, kata guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN 1 Banua Budi Barabai itu, juga menyukai kegiatan di alam bebas. Dia sering pergi ke pegunungan Titi di wilayah Kecamatan Limpasu dengan menggunakan sepeda pancal bersama teman-temannya. Padahal, sebut Syahri, perjalanan yang ditempuh Dokter Halim menuju pegunungan Titi berjarak sekitar 17 KM lebih.
“Mengingat kenangan kami di SMP dulu saya selalu senyum-senyum sendiri,” ujarnya sambil tertawa.
Saat ini, Syahri mengaku bangga memiliki teman seperti Dokter Halim yang siap mencalonkan diri menjadi orang nomor satu di Kota Banjarbaru.
“Ya bangga karena kawan saya yang dulunya takut sama dokter tapi justru berani jadi dokter, dan sekarang malah ingin jadi wali kota lagi. Saya sebenarnya merasa aneh, kok ada orang yang takut sama dokter bisa jadi dokter, tapi itulah mungkin perjalanan takdir yang harus dilalui Dokter Halim, kita manusia mana pernah tahu,” ucap Syahri mengakhiri wawancara. (mdr/dny)