Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalimantan Selatan Hanifah Dwi Nirwana mengatakan, jebolnya tanggul eks lubang tambang batu bara PT Sumber Kurnia Buana (SKB) di Desa Paring Guling, Kecamatan Bungur, Jumat (11/12/2020), akibat ulah penambang liar atau penambang tanpa izin (peti).
TAPIN, koranbanjar.net – Pernyataan itu senada dengan Legal Corporate PT SKB Erwin Hutadjulu yang pada Rabu (16/12/2020) kemarin, juga mengatakan jebolnya tanggul akibat aktivitas penambang liar di sekitar tempat kejadian.
Menurut Hanifah, pihaknya sudah melakukan verifikasi lapangan di lokasi kejadian bersama DLH Tapin, Kepala Desa Paring Guling, dan PT SKB, pada Kamis (17/12/2020).
“Dari fakta lapangan didapat bahwa di lokasi eks lubang tambang Paring Guling 3 PT SKB telah terjadi penjebolan oleh kegiatan penambangan illegal. Tujuannya akan mengambil batu bara di lokasi eks lubang tambang itu,” ujar Hanifah kepada wartawan, melalui Whatsapp.
Dari pantauan di lapangan, dia mngungkapkan, pihaknya melihat ada sebuah jalan pintas baru di sekitar lokasi kejadian. Jalan itu tertuju ke lokasi jebolnya tanggul di eks lubang tambang.
Selain itu, pihaknya juga menemukan bekas galian pada tanggul eks lubang tambang tersebut. “Ini berdasarkan hasil pengamatan di lapangan ditambah dengan informasi dari Kepala Desa Paring Guling,” katanya.
Berdasarkan hasil peninjauan itu, Hanifah menyatakan, DLH Kalsel segera mengeluarkan rekomendasi terkait tindak lanjut yang akan dilakukan selanjutnya.
“Untuk hal ganti rugi atau kerugian material yang dialami masyarakat, diharapkan pemerintah daerah dapat memfasilitasi dan berkomunikasi lebih lanjut dengan PT SKB,” ucapnya.
Legal Corporate PT SKB Erwin Hutadjulu mengatakan, pihaknya telah melaporkan kejadian tersaebut ke Polres Tapin.
Baca juga: PT SKB Sebut Ada Faktor Kesengajaan Penambang Liar Dibalik Jebolnya Eks Lubang Tambang
“Sekarang di kepolisian sedang diproses. Ini peti ingin mengambil batu bara di area danau yang airnya masih tinggi. Peti ini orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Selama ini kami sudah upayakan agar aktivitas mereka berkurang, kalau bisa tidak ada, namun kita terlalu mimpi kalau dibilang tidak ada,” ujarnya. (MJ-032/dny)