BANJARMASIN, KORANBANJAR.NET – Hingga sampai saat ini, masyarakat yang bermukim di pinggir sungai Kelayan masih menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari.
Seakan tanpa mempedulikan kebersihan air yang terkadung di dalam sungai, mereka terus menggunakan air sungai untuk mencuci pakaian, mencuci piring, mandi, dan keperluan lainnya.
“Dulu, sewaktu air PAM belum masuk ke sini, kami memang menggunkan air sungai untuk minum, karena selain air sungainya masih bersih, penduduk di sini belum sepadat seperti sekarang ini. Tetapi sejak air PAM sudah ada, kami tidak pernah lagi menggunakan air untuk minum selain hanya untuk mandi dan mencuci,” tutur salah satu warga Jalan Kelayan Besar 1, Kelurahan Kelayan Timur, Kecamatan Banjarmasin Selatan kepada koranbanjar.net, Senin (25/6).
Dikonfirmasi secara tepisah, Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan dan Pengolahan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin, Maflani, mengakui selama ini pihaknya memang belum pernah melakukan penelitian pada sungai-sungai kecil di Banjarmasin, khususnya sungai yang berada di Kelayan.
Menurutnya, tim Pengendalian dan Tata Lingkungan Kota dari DLH Kota Banjarmasin hanya melakukan pemeriksaan dan penelitian pada sungai-sungai besar saja.
Terkait belum adanya program penelitian terhadap sungai-sungai kecil, Maflani mengungkapkan, kendalanya ada di anggaran yang tidak dialokasikan untuk kepentingan tim Pemeriksa dan Pengendali Lingkungan Hidup dalam melakukan penelitian ke sungai-sungai kecil.
“Hal ini terkait soal dana anggaran, karena tahun 2018 tidak ada pengalokasian terhadap kegiatan penelitian ke sungai-sungai kecil,” ungkapnya.
Namun Maflani menjanjikan, akan mengupayakan usulan anggaran untuk penelitian terhadap sungai-sungai berskala kecil, terutama terhadap sungai-sungai yang berada di kawasan padat pemukiman pada tahun 2019 nanti agar tercipta lingkungan sungai yang bersih dan sehat. (leo/dny)