Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Religi

Datanglah Jika Ingin, Pergilah Selagi Mungkin

Avatar
1003
×

Datanglah Jika Ingin, Pergilah Selagi Mungkin

Sebarkan artikel ini

Dia adalah perempuan sunyi yang menyulam kenangan lewat kuku jari tangan.
Setiap kali memotong kuku, saat itulah ia sedang memotong rindu.

 

***

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

KETIKA gerbang senja melandaikan teriknya panas matahari, pada saat itulah aku bertemu dengannya dalam situasi rumit. Kulihat perempuan itu seperti menahan gigil duduk di depan teras rumahnya. Semula aku tak tahu kalau dia adalah perempuan yang selama ini menjadi pembicaraan orang-orang. Dia adalah perempuan pemotong kuku yang aneh dan misterius.

Aku tidak mengatakan pertemuanku dengannya tanpa sengaja, meski terkesan demikian. Bagiku, dunia ini adalah kumpulan misteri. Rencana yang disusun rapi, bisa saja berakhir berantakan. Sebaliknya, banyak di luar sana yang terjadi tanpa harus direncanakan.

Begitulah, pertemuanku dengannya adalah episode hidup yang aku sendiri tak tahu berujung seperti apa.

Semua bermula dari sebuah tempat di jantung Kota Banjarbaru. Di bawah tower air peninggalan Rusia, orang-orang berkumpul di bawahnya untuk menunggu kedatangan perempuan itu.

“Kamu pasti akan selalu penasaran jika bertemu dengannya?” kata salah seorang memastikan.

“Lantas di mana dia sekarang?” tanyaku.

“Sudah seminggu terakhir dia tak lagi datang ke tempat ini,” celetuk salah seorang tampak gusar. “Coba lihat kuku jari tangan mereka, belum selesai semua!” ujarnya menunjuKkan kuku jari tangannya sendiri.

“Aneh, bukan?” tanya salah seorang lagi meminta pendapatku.
Aku pun mengiyakan saja dan tak satu pun dari mereka mengetahui alasannya.

“Sering-seringlah datang kemari, siapa tahu kamu bisa bertemu dengan perempuan itu.”

“Apakah sulit mengenalinya?” selidikku. Mereka tampak kesulitan mencari sesuatu yang mudah diingat.

“Itu masalahnya. Kamu tunggu saja di sini. Jika dia datang, hanya dia satu-satunya yang akan sibuk memotong kuku.”

“Betul. Itu pun dia sendiri menentukan kuku siapa yang akan dipotongnya. Kalau kamu orang baru, dia akan memberimu dua pertanyaan. “Boleh aku melihat kuku jari tanganmu? Bagaimana kalau aku bantu memotongnya supaya bersih?”

Begitulah cerita tentang keanehan perempuan itu dan akhirnya sampai pula ke telingaku. Sebenarnya tujuanku bukan untuk itu, tapi sedang mencari alamat seseorang dan tak satu pun dari mereka tahu persis alamat yang kutuju.

“Lebih baik kamu lewat bundaran simpang empat saja. Setelah itu belok kanan, nanti kamu akan sampai ke Cempaka. Tanyakan dengan orang-orang di sana.”

***

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh