BANJARBARU, koranbanjar.net – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel Wahyuddin menyatakan, karhutla tahun 2019 lebih meningkat dibanding tiga tahun sebelumnya dikarenakan musim kemarau tahun ini lebih panjang.
Berdasarkan data BPBD Kalsel, total hutan dan lahan yang terbakar pada 2019 saat ini sudah mencapai 6.737,51 hektare. Total tersebut membuktikan meningkatnya dibanding tahun lalu yang hanya 3.902,17 hektare.
“Tahun 2017 lahan yang terbakar hanya 2.034,14 hektare, sedangkan 2016 cuma 252,5 hektare. Jadi, tahun ini paling parah sejak empat tahun terakhir,”ujarnya kepada koranbanjar.net saat ditemui, Selasa (5/11/2019) di Kantornya.
Menurutnya, meski tahun ini cuaca terasa lebih panas. Ternyata masih kalah panas dengan 2015 lalu. “Tahun 2015 lalu ada el nino, bukan moderate lagi. Sehingga, karhutla juga lebih luas yakni mencapai 7.138,1 hektare,”lanjutnya.
Ia mengungkapkan, saat ini karhutla sudah jauh lebih menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Sebab, telah memasuki peralihan musim atau memasuki musim hujan sehingga titik hotspot mengalami penurunan.
“Siaga darurat karhutla sudah dibubarkan tetapi kalau tugas kita (BPBD) melakukan pemadaman masih ada. Sekarang, fokus kita tidak lagi di karhutla namun pada bencana musim hujan. Sebab, pada musim hujan dikhawatirkan timbul sejumlah bencana seperti banjir, tanah longsor dan angin puting beliung,”bebernya.
Staff prakirawan BMKG Syamsuddin Noor Ruth Mandasari menambahkan, memasuki peralihan musim pada bulan November ini, titik panas terpantau berkurang dari yang tadinya ratusan menjadi puluhan.
“Titik panas masih ada, pantauan terakhir kami ada terdapat 25 titik panas dengan tingkat kepercayaan diatas 50%,”singkatnya. (ykw/maf)