BANJARMASIN, koranbanjar.net – Insiden pengepungan asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, Jumat (16/8/2019), mengundang keprihatinan dari kelompok Cipayung Plus Banjarmasin.
Karenanya, Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Banjarmasin, Faisal Latif, mewakili Cipayung Plus Banjarmasin, mengimbau seluruh pihak agar bisa menahan diri. “Kita serahkan saja seluruhnya ke aparat penegak hukum,” ujarnya saat ramah-tamah Cipayung Plus Banjarmasin di RM Raja Banjar, Jalan Hasan Basri, Banjarmasin, Jumat (23/8/2019).
Dia menyampaikan Cipayung Plus Banjarmasin berduka cita atas insiden pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya oleh sejumlah organisasi masyarakat (ormas).
“Cipayung Plus Banjarmasin bertanggung jawab besar demi keamanan dan kenyamanan sahabat-sahabat mahasiswa Papua di Kalsel, khususnya Banjarmasin. Kita berharap di kemudian hari tidak terjadi lagi insiden seperti itu di manapun,” katanya.
Seorang mahasiswa Papua di Banjarmasin, Jefry, yang hadir dalam acara ramah-tamah, menginginkan tak ada lagi diskriminasi terhadap mahasiswa Papua di manapun. “Kami di sini menuntut ilmu supaya sukses dan bisa membangun Papua. Kami ingin Papua lebih maju,” ucapnya.
Cipayung Plus merupakan forum komunikasi dan kerja sama antar beberapa organisasi mahasiswa (ormawa) yang di dalamnya termasuk HMI, GMNI, PMKRI, GAMKI, GMKI, IMM, PMII, HIMABUDHI (ormawa Budha), KMHDI (ormawa Hindu). (mj-022/dny)