JAKARTA,koranbanjar.net – Hasil survey dari Charta Politika Indonesia menemukan tujuh poin hal menarik, terhadap para kandidat maupun masyarakat Kota Banjarbaru dalam menjelang dilaksanakannya Pilkada Kota Banjarbaru 2020.
Charta Politika Indonesia menyelenggarakan survey preferensi masyarakat Kota Banjarbaru, dengan melangsungkan pengumpulan data mulai 10 sampai 15 Maret 2020 melalui wawancara dan tatap muka menggunakan kuesioner terstruktur.
“Jumlah sampel sebanyak 400 responden, yang tersebar pada 5 kecamatan di Kota Banjarbaru,” sebut Direktur Riset Muslimin bersama Manager Riset Ardha, melalui rilis yang disampaikan kepada koranbanjar.net, Senin (23/3/2020).
Survei ini menggunakan metode acak bertingkat atau multistage random sampling, dengan margin of error sekitar 4.9%, pada tingkat kepercayaan 95%.
Hasilnya? Dalam survei ini Charta Politika menemukan beberapa temuan menarik, antara lain tingkat pengenalan masyarakat terhadap tokoh-tokoh yang akan mengikuti Pilkada Banjarbaru saat ini didominasi oleh tiga nama, Nadjmi Adhani, Aditya Mufti Arifin dan Darmawan Jaya Setiawan. Diikuti berikutnya oleh AR. Iwansyah.
Sementara, Edy Saifudin dan Astina Zuraida terlihat belum memiliki tingkat pengenalan yang memadai. Nama-nama dinyatakan kenal, semuanya tidak ada tokoh yang dinilai tidak disukai oleh masyarakat.
Poin berikutnya pada pengujian tingkat elektabilitas bakal calon kepala daerah Kota Banjarbaru, pertarungan terlihat berpusat pada dua nama saja, Nadjmi Adhani (41.8%) dan Aditya Mufti Arifin (40.8%).
Kandidat dari jalur independen atau perseorangan, Edy Saifuddin (3.3%), cukup jauh berada di bawah kedua kandidat lainnya dari jalur partai politik, Nadmi dan Aditya.
Pengujian nama khusus bakal calon Walikota Banjarbaru saja, terlihat terjadi pergerakan mayoritas suara dari Darmawan Jaya Setiawan berpindah ke Aditya Mufti Arifin menjadi 42.5% dan Edy Saifuddin menjadi 3.8%. Sedangkan Nadjmi Adhani masih tetap pada angka 41.8%.
Hasil lainnya untuk pengujian secara berpasangan, Charta Politika Indonesia menyatakan Aditya Mufti Arifin – AR Iwansyah mendapat elektabilitas 45.5%, berada di atas pasangan Nadjmi Adhani – Darmawan Jaya Setiawan 41.8%. Kemudian, Edy Saifuddin – Astina Zuraida mendapatkan angka 1.0%. “Sebanyak 11.8% responden menyatakan belum menentukan pilihan atau undecided voters,” kata Muslimin.
Bagaimana dengan kinerja Walikota dan Wakil Walikota Banjarbaru? Sebanyak 67.8% responden masyarakat Kota Banjarbaru mengaku puas, terhadap kinerja Pemerintah Kota di bawah kepemimpinan Nadjmi Adhani dan Darmawan Jaya Setiawan.
Poin ke enam ditampilkan Charta Politika Indonesia dalam hasil rilis survey, menyebutkan tingkat kemantapan pilihan masyarakat terhadap para kandidat pemimpin daerah berada
pada angka 52.0%.
Sementara tingkat pemilih yang masih mungkin berubah atau istilahnya swing voters, berada pada angka 37.3%. Hal ini mengindikasikan pilihan masyarakat masih bersifat dinamis di wilayah Kota Banjarbaru.
“Dilihat berdasarkan pilihan partai politik dari para pemilih, secara umum suara yang terbagi antara pasangan Aditya Mufti Arifin – AR Iwansyah maupun Nadjmi Adhani – Darmawan Jaya Setiawan terlihat berimbang,” papar Direktur Riset Charta Politika Indonesia, Muslimin.
Kecuali, pemilih pada dua partai politik, dimana pemilih Partai NasDem terlihat cukup kuat memilih Nadjmi Adhani – Darmawan Jaya Setiawan, sementara pemilih partai PPP sangat kuat memilih Aditya Mufti Arifin – AR Iwansyah. (dya)