MARTAPURA, koranbanjar.net – Kuburan atau Bong Cina di Kelurahan Tanjung Rema Darat direncanakan bakal jadi cagar budaya.
Lokasi pemakaman etnik Tionghoa yang berada di Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar, ditengarai ada makam tua.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banjar, HM Haris Rifani, saat ditemui di kantornya.
“Di sana itu diduga terdapat makam tertua, dan kami (Disbudpar) merencanakan akan menjadikan tempat tersebut sebagai cagar budaya,” tuturnya kepada koranbanjar.net, Selasa (21/1/2020)
Di pemakaman Etnik Tionghoa atau yang sering disebut ‘bong cina’ oleh masyarakat sekitar, juga terdapat 2 makam yang diyakini beragama Islam.
“Menurut informasi dari Yayasan Persatuan Penolong Kematian atau Perek selaku pemilik, satu makam diyakini adalah makam Syekh Mahmud bin Latif dan satunya lagi adalah makan N Katung atau Siti Aisyah) yang merupakan orang kepercayaan Syekh Mahmud,” tutur Haris.
Berkaitan dengan makam tertua di sana, tambah Haris, menurut informasi dari Perek dan masyarakat sekitar bahwa makam merupakan kuburan dari orang cina yang beragama Islam yang mempunyai keterkaitan dengan Syekh Muhammad Arsyad atau Datu Kelampaian.
“Tetapi sejauh ini, kami masih dalam proses pencarian informasi kebenarannya dan sudah menerjunkan tim ahli untuk melakukan penelitian yang mendalam, ” tambahnya.
Selanjutnya, Haris menjelaskan menurut informasi yang ia dapat bahwa usia makam sudah berusia ratusan tahun dan merupakan makam tertua yang ada di Kalimantan Selatan.
“Dalam wacana untuk menjadikan Cagar Budaya ini sudah mendapat restu dari Bupati Banjar,” sambung dia.
Saat ini Disbudpar sudah mulai melakukan pembersihan dan perbaikan di area pemakaman.
Di lokasi pemakaman akan terus dilakukan perbaikan, karena ada sebagian dari makam yang rusak.
“Selain itu kami juga akan membuat gerbang pintu masuk, taman hijau dan fasilitas lainnya agar suasananya tidak lagi terkesan angker,” bebernya.
Besar harapan Haris, agar wacana menjadi lokasi pemakaman segera direalisasikan.
“Saat ini kami masih menunggu hasil dari penelitian, mudah-mudahan tahun ini bisa direalisasikan,” tutupnya. (har/dya)