Hingga saat ini aksi boikot produk Prancis yang disebabkan karena kekecewaan dengan pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron belum reda. Bahkan, sejumlah Negara masih saja melakukan aksi boikot tersebut sebagai bentuk protes kepada Presiden Macron.
KOTABARU, koranbanjar.net- Namun, aksi boikot produk Prancis tersebut belum berdampak besar terhadap pendistribusian atau penjualan di toko-toko yang menjual produk tersebut di Kabupaten Kotabaru.
Ditemui Koranbanjar.net, Manager Operasional, PT. Mega Niaga Sukses Abadi selaku distributor dari PT.Unilever Indonesia Tbk Kotabaru, Diana mengatakan, untuk pemboikotan produk seperti Lorel, Aqua dan SGM atau produk lainnya menurutnya tidak adil.
“Karena masalah presiden dengan boikot itu dua hal yang berbeda. Seharusnya yang diboikot itu kebijakan pemerintahan yang dibuat oleh presidenya, bukan boikot produk yang diakuisisi oleh Prancis,” katanya Senin, (9/11/2020).
Ditanya mengenai dampak penjualan distributornya, Diana mengatakan, kalau dampak, sampai saat ini belum ada karena produk Unilever dan Nestle di akuisisi oleh Belanda dan Swiss.
“Sampai saat ini ditoko-toko khususnya Kotabaru juga tidak ada efek masalah boikot ini. Namun mungkin ada satu atau dua orang yang mulai mengganti atau beralih dari SGM ke Dancow,” cetusnya.
Diana juga berharap, kedepannya masyarakat selaku pemakai langsung produk-produk tersebut tidak menurunkan jumlah konsumsi terhadap barang tersebut.
“Ya kalo memang masyarakat membutuhkan dan mampu mencukupi kepuasan pelanggan,” pungkasnya. (cah/maf)