KANDANGAN, koranbanjar.net – Kota Banjarmasin tertinggal dalam pencetakan kartu tanda penduduk (KTP) elektronik, sehingga perlu bantuan kabupaten/kota lain agar bisa meminjamkan mesin printernya.
Hal itu dituturkan Direktur Jenderal (Dirjen) Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Zudan Arif Fakhrullah.
Dibeberkan dia saat launching program gerakan Indonesia sadar administrasi kependudukan (GISA) Kalimantan Selatan (Kalsel), Rabu (4/3/3030) di Pendopo Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).
Jumlah penduduk di Kalsel terangnya, sekitar 4,1 juta jiwa yang terbagi 13 kabupaten/kota.
“Hanya tinggal Kota Banjarmasin yang pencetakan KTP perlu sebulan, lainnya lima hingga tujuh hari saja sudah selesai,” ucapnya.
Sebab, terang Dirjen, Kota Banjarmasin penduduknya cukup banyak.
Sedangkan printer untuk mencetak, tersedia jumlahnya terbatas.
Direktorat Jenderal (Ditjen) Dukcapil ujarnya, memang mengucurkan dana ke tiap kabupaten/kota. Akan tetapi, dana itu tidak boleh digunakan untuk pengadaan fisik.
Kendati demikian, ia menyarankan daerah lain yang sudah selesai pencetakan, untuk meminjamkan printernya.
“Dukcapil bisa kompak saling membantu, alatnya sama. Tanah Bumbu, Tapin, Batola sudah selesai bisa dipinjamkan ke Banjarmasin,” ucapnya menyarankan.
Dengan begitu ucapnya, target 20 Maret semua KTP elektronik se-Kalsel sudah selesai cetak semua.
“Agar Pilkada nanti semua bisa nyoblos, sebab kan harus menggunakan KTP elektronik,” tuturnya.
Zudan Arif Fakhrullah mengaku optimis, layanan administrasi kependudukan di Kalsel bisa sukses. (yat/dya)