BANJARMASIN, KORANBANJAR.NET – Sulit diterima akal sehat. Namun begitulah kisahnya sesuai dengan apa yang dituturkan oleh tersangka pembunuh Levie Prisilia atau Evi, Herman, dalam wawancaranya kepada koranbanjar.net di ruang Satreskrim Polsek Gambut, Jalan Ahmad Yani Km 15, Kabupaten Banjar, Minggu (25/11/2018) sekitar pukul 19.30 WITA kemarin, usai menjalani pemeriksaan dari petugas penyidik Polsek Gambut.
Pasalnya, dalam wawancaranya tersebut, Herman menceritakan, pada Sabtu (24/11/2018) sekitar pukul 20.15 WITA, saat berada di rumahnya, Jalan Martapura Lama, RT 7, Kelurahan Sungai Lulut, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, usai melakukan pembunuhan terhadap Levie Prisillia, pada Jumat (23/11/2018) dini hari sebelumnya, ia sangat terperanjat kaget ketika melihat sosok Evi tiba-tiba berada di dalam rumahnya sambil memandanginya dengan sorot mata yang tajam namun tanpa bicara.
“Saya terperanjat kaget ketika melihat arwah Levie tiba-tiba datang menemui saya,” ungkapnya kepada koranbanjar.net.
Saat yakin sedang ditemui arwah Levie pada saat itu, Herman mengaku hanya bisa pasrah tanpa banyak berbuat apa-apa.
Dalam wawancaranya yang beralngsung sangat singkat itu, bahkan Herman mengatakan, ia sudah dua kali ditemui arwah Evi.
“Arwah Levie datang menemui saya dua kali, pertama saat saya berada di rumah itu, dan yang kedua, saat saya berada di tahanan sini,” tuturnya.
Sebelumnya, Herman yang belakangan diketahui adalah seorang residivis ini, ditangkap oleh gabungan Unit Resmob Polda Kalsel, Unit Ranmor Polda kalsel, Tim TEKAP Polres Banjar dan Unit Reskrim Polsek Gambut di rumahnya, Sabtu (24/11/2018) dini hari kemarin. Dalam penangkapan yang dipimpin oleh Dir Reskrimum Polda Kalsel, Kombes Pol Sofyan Hidayat itu, tersangka sempat melakukan perlawanan, sehingga petugas menghadiahi tembakan timah panas di kaki kiri tersangka. (al/dny)