MARTAPURA – Sungguh mengherankan. Tradisi menaruh kain kuning di sebuah makam atau kubah seorang Wali Allah mungkin sudah umum. Namun kalau kain kuning ditaruh pada sebuah jembatan, itu yang agak aneh.
Keadaan itu berlangsung di Desa Labuan Tabu Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar. Sebuah jembatan yang terletak di desa tersebut, sudah puluhan tahun ditaruhi kain kuning, entah untuk apa maksudnya?
Kain kuning diletakkan oleh warga sekitar maupun warga yang datang dari luar desa setempat. Tidak sampai di situ, lebih janggal lagi, ada saja warga yang meyakini, bilamana azar terpenuhi, akan menaruh kain kuning dan bunga di jembatan dan sekitar jembatan yang diyakini terdapat sebuah makam ulama.
“Jembatan itu dinamai sebagai jembatan kuning atau jembatan keramat, karena pada jembatan itu diikat dengan kain kuning dan diletakan bunga-bunga,” tutur Julfitri (40), warga setempat.
Tepat di samping jembatan keramat itu terdapat sebuah makam yang juga tergantung berpuluh-puluh kain kuning. Kabarnya, makam itu adalah makan seorang habib yang dahulu kedua tangannya dipaku dan diikat pada sebuah pohon hingga wafat.
Namun cerita yang beredar di kalangan masyarakat juga simpang siur. Bahkan ada banyak cerita versi lain.
“Menurut cerita yang saya dengar dari orang tua dulu, jembatan itu hanya tempat pembuangan bunga sisa dari warga yang berjualan. Dan lama kelamaan malah banyak orang yang meletakan bunga di sana. Padahal dipasang papan dilarang menaruh bunga, namun papan itu hilang,” pungkas Ketua BPD setempat, Hariyadi (49).(sen)