Amaliah Fitri dan Muslimah, mahasiswi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, tak betah berlama-lama menjalani kuliah dalam jaringan (daring) atau online selama pandemi Covid-19. Menurut mereka, media daring tidak efektif digunakan untuk kegiatan perkuliahan.
BANJARMASIN, Koranbanjar.net – Bagi Amaliah Fitri yang aktif di organisasi kampus, penutupan kegiatan perkuliahan di kampus sejak pandemi Covid-19 di Banjarmasin membuat segala rutinitasnya terhambat.
“Dengan adanya aturan kuliah secara daring ini aktivitas yang biasa saya lakukan dengan teman-teman jadi terhambat,” ucap mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) itu kepada Koranbanjar.net, kemarin.
Menurut gadis 20 tahun itu, efisiensi kuliah dengan metode tatap muka langsung dalam kelas tak bisa digantikan dengan cara apapun.
“Kalau takut tertular Covid-19 jelas sih. Bahkan tidak hanya mengkhawatirkan diri sendiri, tapi juga takut membahayakan orang lain. Akan tetapi jika diperbolehkan masuk kuliah seperti biasa, saya akan memilih opsi tatap muka meski harus mengikuti protokol kesehatan,” tuturnya.
Perempuan kelahiran 9 Juli 2000 itu mengungkapkan saat ini ia sangat rindu ngampus (beraktivitas di kampus, red).
“Kalau bicara rindu, jelas rindu, karena aktivitas yang biasa dilakukan setiap hari tiba-tiba terhenti dan tergantikan tanpa tahu sampai kapan,” ungkapnya.
Rindu ngampus juga dirasakan Muslimah. Menurut mahasiswi jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang menyukai interaksi langsung itu, kuliah dengan media daring memang tidak efektif.
“Males jadinya seperti rasa enggak kuliah, karena kuliah (daring) bisa sambil nyemil dan rebahan,” kata dara kelahiran 7 Oktober 1998 itu.
Baca juga: Unik, Ada Makanan Bergantung Boleh Diambil Siapa Saja
Selain itu, sambung dia, kuliah daring mengharuskan mahasiswa berada dalam jaringan internet yang bagus. “Kalau saya sedang di kampung di Hulu Sungai Selatan tidak bisa ikut kuliah daring,” ujarnya.
Padahal, dikatakan perempuan 22 tahun itu, mal dan cafe di Banjarmasin saat ini sudah boleh buka dan beroperasi meski pandemi belum berakhir. “Kalau mal dan cafe aja bisa buka, kenapa kampus enggak,” ucapnya. (ags/dny)