Mengakhiri pengabdiannya sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi(Kajati) Kalimantan Selatan, Arie Arifin menghadiahkan 100 eksemplar buku tentang perjalanan hidupnya. Arie Arifin In A True Life.
BANJARMASIN, koranbanjar.net –
Buku dengan tema Under Siege of The Crown(Di Bawah Kepungan Mahkota) ini diluncurkan Jumat (27/11/2020) malam di Kindai Hotel Best Western, Banjarmasin.
Tertuang dalam kata pengantar, Arie menuturkan, terciptanya buku ini atas kerjasama(kolaborasi) dirinya bersama tim Abah Ocang, terdiri dari beberapa staf Kejati yang masih muda, energik dan intelektual.
“Terutama Mas Gunawan dan Mas Muhtar yang menginginkan sebuah catatan perjalanan hidup seorang Jaksa dengan segala seluk beluk dan bumbu masa lalu dan masa kini, hingga dapat disajikan secara sederhana namun sarat pelajaran berharga tentang hidup,” tutur Arie Arifin.
Lanjut Arie, dirinya mengatakan timnya ini telah sabar dan setia mendampingi dan memenuhi segala kebutuhan teknis yang ia perlukan selama proses buku ini ditulis.
“Makasih ya Mas Muhtar yang telah berkenan mengungkapkan kembali sejarah perjalanan hidup saya. Dan buat Mas Gunawan yang telah sabar dan setia mendampingi saya selama proses pembikinan buku ini,” ungkapnya.
Kata Arie, halaman buku ini tidak akan cukup menuliskan satu persatu ucapan terima kasih, ” bagi orang-orang yang merupakan sahabat, handai taulan, teman sejawat,” ucapnya.
Selain itu tidak ketinggalan, tambah Arie, ucapan terima kasih buat keluarga besar Bratakusumah, telah menjadi bagian hidupnya di masa kecil, kini hingga nanti.
“Hanya doa dan ucapan syukur terima kasih atas segala dukungan cinta dan kasih sayang mereka selama ini,” tuturnya lagi.
Arie Arifin cukup terharu dengan peluncuran biografi dirinya. Saat diminta memberikan sambutan, mata Arie yang dalam waktu dekat akan bertugas di Kejaksaan Agung ini pun terlihat berkaca-kaca.
“Mudah-mudahan apa yang saya tinggalkan bisa dilanjutkan , apa yang saya lakukan selama ini bisa bermanfaat bagi kita semua,” tuturnya dalam acara ini ia juga didampingi sang istri.
Menurutnya ia berdoa kepada Allah SWT memberikan pahala yang berlipat bagi semua. Biografi 99 halaman ini ditulis setelah dirinya sering ditanya penyusun apakah bersedia.
Tujuan biografi ini adalah untuk anak cucunya, bukan untuk diperjual belikan dan sekadar mengenang apa yang telah dilakukannya.
“Saya berusaha sejujurnya dan seobjektifnya dan mereka (penulis) langsung ke daerah saya dan mewawancari keluarga hingga rekan-rekan kerja saya,” pungkasnya. (yon)