Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Religi

Banjarmasin Krisis Air Bersih, Humas PDAM Bandarmasih: Solusi Pertama Berdoa Kepada Tuhan

Avatar
261
×

Banjarmasin Krisis Air Bersih, Humas PDAM Bandarmasih: Solusi Pertama Berdoa Kepada Tuhan

Sebarkan artikel ini

BANJARMASIN, koranbanjar.net – Di penghujung kemarau, PDAM Bandarmasih kesulitan air bersih di Kota Banjarmasin. Solusi pertama, kata Kebid Humas PDAM Bandarmasih, M Nur Wakhid, berdoa kepada Tuhan.

“Solosinya pertama ya kita salat Istisqa minta hujan sama Allah,” ujar Wakhid saat ditemui di kantornya di Jl. A Yani no. 12 Banjarmasin, Kamis (3/10/2019).

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Kendati ada hujan dalam dua hari belakangan ini, namun hanya cukup sekedar membahasi debu, sehingga belum bisa keluar dari permasalahan krisis air bersih.

Wakhid melanjutkan, upaya dari PDAM dalam 5 sampai 10 tahun ke depan, sudah memiliki rancangan kerja membuat embung untuk mengatasi air di musim kemarau.

Untuk pembuatan embung, lanjut Wakhid, pihaknya sudah memiliki lahan 40 hektare tanah yang telah dibebaskan, meskipun masih ada kendala.

PDAM Bandarmasih sendiri, akuinya, dalam 2 tahun terakhir tidak mendapatkan bantuan dari Pemkot dan Pmprov, juga Pusat, sehingga rencana kerja itu belum bisa terealisasikan.

“Biarpun kita memiliki suatu rencana, kalau tidak ada dananya jadi belum bisa direalisasikan. Dengan kondisi seperti ini kita memohon kepada bapak walikota, bapak gubernur dan bapak prisiden untuk bisa memberikan bantuan kepada PDAM Bandarmasih,” ujarnya.

Ia memaparkan, di musim kemarau sekarang ini sering air ledeng mati di daerah Banjarmasin, diakibatkan mengalami penurunan air bersih sampai 30% sampai 40% yang diambil dari sungai Martapura.

“Dalam istilah PDAM itu ada intek atau titik penyedotan, penyedotan itu ada dua yaitu ada intek di Sungai Tabuk dan Sungai Bilu, saat kemarau ini Sungai Bilu mengalami intrusi air tawar yang dimasuki oleh kadar garam,” Jelasnya.

Ini berakibat, lanjutnya lagi, intek di Sungai Bilu yang diproduksi PDAM Bandarmasih mati total sebab kadar garam yang masuk melebihi yang diperbolehkan oleh DEPKES, padahal intek Sungai Bilu melayani Banjarmasin Utara dan Banjarmasin Barat.

“Bayangkan, pabriknya saja tidak bisa produksi, kita artinya mengandalkan instalasi pengolahan air (IPA), di IPA 2 Pramuka, air bakunya diambil Sungai Tabuk yang sampai saat ini belum itruksi kadar garam,” bebernya.

Dengan ditutupnya inteks Sungai Bilu, IPA 2 melayani Banjarmasin Timur dan Banjarmasin Selatan dipaksa melayani Banjarmasin Timur, Barat, Selatan, Utara dan Tengah

“Kenapa terjadi air sering mati, ya itu jawabannya, karena penurunan itu,” tutup Kabid Humas PDAM Bandarmasih ini. Ditambahkannya, saat musim hujan tidak lagi krisis air bersih. (mj-28/dra)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh