KORANBANJAR.NET – Presiden ke- 3 Indonesia Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie wafat. Ia menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (12/9) petang kemarin di usia 83 tahun.
Pemerintah pun menetapkan kepergian tokoh berjuluk Mr. Crack tersebut sebagai momen berkabung nasional selama tiga hari sampai Sabtu (14/9). Maklum, Habibie memang memiliki banyak jasa bagi Indonesia Indonesia.
Peninggalannya tersebar di berbagai bidang, seperti teknologi, transportasi, sepak bola, hingga perekonomian dalam negeri. Di bidang ekonomi, Habibie berjasa membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi besar yang melanda Indonesia pada 1998 lalu.
Habibie juga pencetus Bank Syariah di Indonesia. Dilansir dari detik.com, Direktur Utama Bank Muamalat Achmad Kusna Permana mengungkapkan, sosok Habibie sangat berperan dalam membidani lahirnya Bank Syariah di Indonesia melalui Bank Muamalat.
“Beliau juga yang membantu Bank Muamalat keluar dari krisis 1998 dengan meminta bantuan permodalan secara langsung dari Islamic Development Bank (IDB),” kata Permana, Kamis (12/9/2019).
Permana mengungkapkan sampai akhir hayat Habibie terus memberikan perhatian, memonitor perkembangan, bahkan mewasiatkan kepada anaknya Ilham Habibie untuk membantu perkembangan Bank Muamalat.
“Semoga Allah SWT menerima semua jerih payah beliau dalam menumbuhkan ekonomi syariah di Indonesia, memaafkan segala kekhilafan, serta menerima semua amal ibadah almarhum. Amin,” kata Permana.
Bank Muamalat Indonesia memulai perjalanan bisnisnya sebagai Bank Syariah pertama di Indonesia pada 1 November 1991 atau 24 Rabi’us Tsani 1412 H.
Pendirian Bank Muamalat Indonesia digagas oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan pengusaha muslim yang kemudian mendapat dukungan dari Pemerintah Republik Indonesia. (dra)
