BANJARBARU, KORANBANJAR.NET – Cuaca panas selama berhari-hari ditambah kabut asap yang cukup pekat setiap pagi selalu menyelimuti Kota Banjarbaru dan sekitarnya. Namun, akhirnya pada hari Senin (17/09) sore, hujan turun cukup deras dan menyegarkan udara Kota Banjarbaru dan sekitarnya.
Kabut asap paling sering terjadi di pagi hari, dan hal tersebut tentunya menggangu aktifitas masyarakat, terutama arus transportasi, baik udara maupun darat. Seperti jarak pandang yang menjadi terbatas sehingga membuat pengguna kendaraan harus lebih ekstra waspada.
Terlebih transportasi udara, seperti kejadian beberapa waktu lalu yang sempat membuat sejumlah penerbangan dari Bandar Udara Syamsudin Noor mengalami penundaan selama beberapa jam, juga adanya pesawat yang membatalkan pendarataanya di Bandara Syamsudin Noor karena visibilitas yang tidak memungkinkan akibat kabut asap di pagi yang kian pekat.
Seperti yang terjadi Selasa (18/09) pagi ini, Kepala Humas Bandar Udara Syamsudin, Noor Aditya P. Patra yang mengatakan adanya divert (dialihkan) pendaratan ke Balikpapan.
“Ada divert ke BPN (Balikpapan), penerbangan qg484 Citilink yang akan mendarat di Bandara Syamsudin Noor pukul 08.45 WITA terpaksa dialihkan ke Balikpapan karena kabut yang pekat,” jelas Aditya.
Hal tersebut dikarenakan maraknya kejadian karhutla yang terjadi di beberapa titik di Kota Banjarbaru dan sekitarnya. Asap hasil kebakaran hutan dan lahan perlahan menumpuk di langit Banjarbaru dan sekitarnya hingga membuat efek kabut asap yang cukup pekat di pagi hari.
Tentunya, polusi udara pun menjadi meningkat ditambah curah hujan yang sangat rendah di musim kemarau ini.
Namun begitu, kita tertolong dengan adanya hujan yang ‘sesekali’ turun. Karena bila terjadi hujan, secara otomatis dapat mencuci udara dan mengurangi tingkat polusi udara yang terjadi. Polusi tersebut baik dari asap karhutla, asap kendaraan bermotor dan juga debu-debu yang sering kita jumpai di musim seperti sekarang.(ren/ana)