Sekitar 400 warga Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar sudah sepekan ini mengungsi di tenda pengungsian, karena menjadi korban dampak bencana banjir.
BANJAR,koranbanjar.net – Lokasi pengungsian warga Pingaran, baik Desa Pingaran Ilir dan Pingaran Ulu tampak kondisinya memprihatinkan di kawasan Gunung Balai.
Berpuluh tenda berdiri diantara perkebunan karet dan berdekatan dengan alkah pekuburan milik warga setempat.
“Pernah tenda kami roboh dan kami kehujanan, malah ada tenda yang bocor," kata Ainah, warga Pingaran Ilir yang juga berada di pengungsian.
Disebutkan Ainah, ia dan warga lainnya berada di tenda pengungsian yang dibangun swadaya dan seadanya, sejak Rabu (13/1/2021) malam lalu.
“Jadi, sudah seminggu di tempat ini dengan kondisi seperti tampak adanya," imbuh Ainah, perempuan paruh baya, Rabu (20/1/2021).
Bagaimana perihal makan minum? Ia mengatakan, mendapatkan pasokan konsumsi dari para donatur dan warga desa yang tidak terkena dampak banjir.
“Kami tidak kekurangan makanan karena siang dan malam ada yang ngantari,” katanya.
Namun, permasalahan adalah kurangnya tenda dan tikar, maupun keperluan lain seperti mandi dan cuci, juga obat-obatan dan selimut.
“Kalau pakaian dan sembako, ada relawan dan dermawan yang datang langsung ke sini,” kata M Noor menimpali.
Pantauan koranbanjar.net tampak anggota DPRD Kabupaten Banjar Soraya SH sedang membagikan masker, selimut, pakaian layak pakai, tikar, pembalut wanita dan lain-lain.
“Ini harus mendapatkan perhatian khusus untuk tempat penampunganya supaya lebih memadai,” ucapnya, yang didampingi tenaga medis.
Bersama Soraya juga hadir komunitas kerukunan warga Tionghoa di perantauan, Phen Jiu Ka, alumni SD Amkur Sambas Kalimantan Barat.
“Kami mewakili komunitas kerukunan warga Tionghoa di perantauan,” kata Fitriana Khan.
(dya)