Webinar Literasi Digital Banjarmasin: Lindungi Diri di Ruang Digital Dengan Literasi

Perlu dilakukan dalam literasi digital adalah melindungi data diri di dunia maya agar tidak disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Data sangat penting di lindungi dari kejahatan dunia maya yang beresiko diantaranya ada ciber bully, ciber stalking, cyber harassement dan cyber fraud.

BANJARMASIN, koranbanjar.net – kemajuan teknologi berjalan sangat cepat dan ancaman pun semakin banyak dan rumit.

Di era ketika orang berbagi data secara berlebihan dan pembobolan makin marak. Ruang aman penting bagi kita karena bisa menggunakan teknologin dengan nyaman.

Meskipun kita menyadari bahwa ponsel menyimpan data pribadi kita, apakah kita sudah memahami seberapa besar data pribadi yang tesimpan.

Hari ini, Sabtu (31/7/2021) akan membahas Lindungi Diri Di Ruang Digital Dengan Literasi yang di moderator oleh Amal Bastian.

Beberapa narasumber lainnya Nowela (Indonesian Idol), Sri Astuti, Rana Rayendra, dan Dr Ani Chayadi SAg MPd.

Tampil sebagai narasumber pertama Nowela (Indonesian Idol) yang akan membahas cyber bullying.

“Di media sosial sangat banyak sekali cyber bully bukan hanya di media sosial saja bahkan di kehidupan nyata pun juga banyak pembully-an yang dilakukan oleh oknum yang merasa tidak suka dengan kita dengan mengungkapkan ujaran kebencian,” ujarnya.

Bahkan seminggu yang lalu  mendapatkan cyber bully tapi tidak mau ambil pusing, biarkan saja dan diabaikan saja bahkan itu sekarang lucu mereka ngebully karena beberapa hari yang lalu dia posting kayak challenge nyanyi.

“Tiba-tiba wah rame banget nih aku liatkan ternyata rame orang ngebully tapi aku ngeliatnya sekarang ketawa aja dulu waktu masih awal jadi idol itu rasanya berat banget tapi waktu karantina diajarkan bahwa jangan dibales kalau ada orang yang hate komen,” paparnya.

Tapi kalau ada orang yang komentar memberikan semangat itu kita balas aja nanti yang hate komen itu dia capek sendiri. Pesannya untuk orang yang masih suka bully segeralah anda bertaubat.

“Mungkin orang yang ngebully itu karena hidupnya tidak sebagus kita atau mungkin dia pernah dibully lalu melampiaskan ke kita nah bagi yang masih suka bully tolong segera bertaubat dan ubahlah pola pikir kalian,” jelas Nowela.

Narasumber kedua yaitu Sri Astuti yang membahas Keamanan Berinternet Mencegah Penipuan Di Ranah Daring.

Penipuan di media sosial semakin marak ada banyak akun media sosial yang palsu dengan konten dan profile yang dibuat semirip mungkin dengan akun resminya.

Hal tersebut menjadi bukti bahwa kejahatan di dunia maya masih aktif dan banyak. Ancaman digital terus berkembang, perkembangan proteksi harus segara dilakukan.

Panduan bagi indvidu agar dapat menjaga keselamatan dirinya berapa pada domain single, formal dimana selain kekuatan pada personal untuk penyelamatan keamanan digitalnya dan memahami.

Serta menerapkan bahwa aktivitas bermedia menyentuh instrument hukum positif. Data perJanuari 2021 dari 274,9 juta penduduk, 345,3 juta orang melakukan koneksi telepon seluler, lalu 202,6 juta pengguna internet, dan 170 juta pengguna media sosial aktif.

“Motif penipuan antara lain adalah uang, aksi religius, balas dendam, sekadar iseng, sekadar bersenang-senang, memata-matai, dan vandalism,” jelas Sri Astuti.

Pembahasan ketiga yang di narasumberi oleh Rana Rayendra membahas Informasi Digital, dan Jejak Digital Dalam Bermedia social.

“Kita flashback ke 20 tahun yang lalu yang dimana informasi itu sangat terbatas tidak seperti sekarang teknologi makin canggih dan bisa membuat jauh menjadi dekat dulu informasi di dapatkan dari media cetak, radio, dan televisi,” bebernya.

Televisi pun dulu tidak seperti sekarang yang channelnya ada banyak kalau dulu siarannya hanya lokal dan nasional saja.

Sedangkan identitas kalau jaman sekarang kan enak ya udah dibantu dengan media sosial kalau dulu berkenalan secara langsung dan bertukar kartu nama.

Sekarang masih ya bekenalan secara langsung dan bertukar kartu nama namun sekarang kebanyakan bertukar user media sosial.

Rekam jejak dahulu catatan tulisan dan gambar kalau tulisan dan gambarnya hilang maka hilang pula rekam jejak

Nah, kalau di era teknologi sekarang informasi dan identitas bisa didapatkan di media sosial bahkan rekam jejak pun bisa didapatkan di postingan media sosial.

Sifat pesan di media sosial pun bersifat masal, mudah dibagikan dan kekal selamanya/ abadi.

Kemudian ada beberapa tips di media sosial yaitu posting konten informatif dan sarat manfaat, hindari hoax, SARA dan ujaran kebencian.

“Tinggalkan postingan atau komentar baik, tunjukkan potensi diri, dan ciptakan personal branding yang baik,” ucap Rana.

Kemudian narasumber ke empat sebagai narasumber terakhir Dr Ani Chayadi SAg MPd yang membahas Etika Bermedia Sosial.

“Etika atau prinsip dasar penggunaan media sosial yaitu menjaga keamanan tidak dengan mudah memberikan informasi data diri di sosial media,” pesan dia.

Caranya? Jaga keamanan akun, membuat kata kunci yang cukup sulit untuk ditebak, dan mengubahnya secara berkala.

Menghindari hoax, tidak mudah percaya dengan berita yang diterima sebelum melakukan klarifikasi, menyebarkan hal yang positif.

Tetaplah menyebarkan informasi yang positif sekalipun di media sosial yang bersifat eksekutif.

“Gunakan seperlunya tetap gunakan media sosial untuk membantu meningkatkan produktivitas diri dan sadari diri jika telah mengalami ketergantungan,” tutupnya. (mj-36/dya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *