Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Automotif

Perhitungan Ilmuwan, Butuh Satu Tahun Lagi untuk Indonesia Keluar dari Masa Pandemi

Avatar
384
×

Perhitungan Ilmuwan, Butuh Satu Tahun Lagi untuk Indonesia Keluar dari Masa Pandemi

Sebarkan artikel ini
Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) beristirahat di sela-sela menyemprotkan cairan disinfektan di lingkungan asrama Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Bethel di kawasan Petamburan, Jakarta, Jumat (17/4). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) beristirahat di sela-sela menyemprotkan cairan disinfektan di lingkungan asrama Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Bethel di kawasan Petamburan, Jakarta, Jumat (17/4). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Pandemi Covid-19 sudah merajalela di Indonesia selama lebih dari satu setengah tahun. Kira-kira, kapan ya pandemi bisa selesai?

JAKARTA, Koranbanjar.net – Menurut Sulfikar Amir, PhD, dari Aliansi Ilmuwan Indonesia Untuk Penyelesaian Pandemi, dibutuhkan waktu setidaknya satu tahun terhitung dari sekarang untuk Indonesia dinyatakan keluar dari masa pandemi Covid-19.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

“Ada tiga fase dalam skenario pascapandemi. Dengan asumsi setiap fase membutuhkan tiga hingga empat bulan, maka dalam setahun Indonesia sudah relatif bebas dari pandemi,” kata Anggota Aliansi Ilmuwan Indonesia dalam webinar dan diskusi publik bertajuk “Skenario Pasca Pandemi” yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.

Pihaknya mengusulkan skenario pascapandemi sebagai jalan keluar dari masa pandemi.

Sulfikar Amir mengatakan skenario pascapandemi merupakan kerja kolektif skala nasional yang dilakukan secara bertahap target dan indikator yang jelas, terukur dan obyektif.

Ada tiga fase dalam skenario pascapandemi. Pertama, fase supression dengan target utama menekan angka kasus dan kematian secara drastis dalam tiga hingga empat bulan.

“Fase ini menerapkan strategi pull and push yakni kombinasi pembatasan sosial dan pelacakan secara masif dan terpadu,” kata ilmuwan dari Nanyang Technological University ini.

Fase kedua yakni fase stabilization dengan tujuan utama mengendalikan skala penularan pada tingkat tertentu dan mempersiapkan pembukaan aktivitas sosial ekonomi secara parsial misalnya sekolah dan perkantoran.

“Di fase kedua ditekankan pengembangan teknik pengendalian risiko penularan virus corona khususnya terkait sirkulasi udara yang diterapkan di sektor-sektor berisiko tinggi misal pabrik, restoran dan mal,” kata Sulfikar.

Dia menambahkan pelibatan komunitas sebagai ujung tombak pelacakan dan isolasi juga penting dilakukan di fase kedua ini.

Fase ketiga yakni normalization, fase dimana secara keseluruhan pandemi dapat terkendali dan masyarakat sudah bisa hidup secara normal.

Indikator utama fase normalization adalah rerata tes positif dibawah satu persen dan jumlah kasus harian dibawah 1.000. (suara/antara)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh