Nasib Penjual Jamu Legendaris di Banjarmasin, Omzet Menurun Drastis

Penjual Jamu Legendaris di Jalan Pangeran Samudera Banjarmasin, Ami Karim Al Katiri. (Foto: Leon/Koranbanjar.net)
Penjual Jamu Legendaris di Jalan Pangeran Samudera Banjarmasin, Ami Karim Al Katiri. (Foto: Leon/Koranbanjar.net)

Nasib penjual jamu era 80an di Banjarmasin, sekarang kondisinya cukup memprihatinkan.

BANJARMASIN, koranbanjar.net Seperti dialami salah satu penjual jamu di kawasan pertokoan Pangeran Samudera Banjarmasin, Ami Karim Al Katiri.

Kepada media ini saat ditemui di tempat jualan jamunya, Senin (28/11/2022), Ami Karim mengeluh mengenai sepinya pembeli semenjak pandemi Covid-19 melanda.

“Sangat sepi sekali mas, tidak seperti dulu. Paling 2 sampai 3 orang yang datang membeli jamu, kecuali malam sabtu atau malam minggu bisa sampai 5 orang,” ungkap Ami Karim yang mengaku berjualan jamu sejak tahun 80an.

“Kebetulan diantara penjual jamu yang lain, saya termasuk paling lama di sini,” sambungnya.

Penghasilan dalam setiap harinya lanjut Ami Karim, dibanding sebelum Corona melanda sangat jauh sekali.

“Dahulu paling nyaman kalau mencari 300 ribu setiap kali jualan. Sekarang jangankan cari 300 ribu, dapat 50 ribu aja sulit sekali,” ujar warga Antasan Kecil Barat atau dikenal Kampung Arab ini.

Untungnya sambung Ami Karim, ada usaha anak yang membantu pemasukan untuk keperluan rumah tangga.

“Alhamdulillah masih ada usaha anak yang bantu keperluan di rumah, ia jualan juga,” tuturnya.

Dari pantauan koranbanjar.net, di kawasan pertokoan Pangeran Samudera, penjual jamu dapat dihitung dengan jari (sangat sedikit).

“Banyak dari kawan-kawan yang putar haluan, tidak tahan karena sepinya pembeli,” katanya.

Terlihat di keremangan lampu malam, beberapa penjual jamu duduk sembari matanya melihat ke arah pengguna jalan yang lewat, mungkin pikir mereka siapa tahu ada yang singgah membeli jamu.

Namun hingga habis bercakap-cakap sekaligus wawancara dengan Ami Karim, tak satupun pembeli yang mampir meminum jamu untuk kekuatan vitalitas pria itu.

Berbeda dengan penjual jamu kuat pria di kampungan.

Penjual jamu “Raja” di kawasan Tembus Mantuil Antasan Bondan, Said Abdullah mengaku usahanya sangat menjanjikan.

“Alhamdulillah setiap kali jualan, omzetnya paling sedikit 300 ribu hingga ada yang lebih,” ucapnya.

Usahanya ini kata Said Abdullah baru buka sekitar dua tahun setengah.

“Dari tahun 2020, dan mulai rame di pertengahan 2021. Awal buka juga sangat sepi pembeli, mungkin karena masih baru buka,” kenangnya.

Pelanggan yang datang pun dari berbagai golongan usia. Baik remaja hingga orang tua.

Karena Kios Jamu Raja, selain menyediakan jamu dan obat kuat, Said juga menjual bubur kacang dan ronde.

Untuk pelanggan dewasa hingga orang tua katanya, banyak membeli obat kuat.

“Kebanyakan mencari obat kuat, biasa yang sering dibeli Harimau Putih,” pungkasnya.(yon)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *