Nasib ojek pengkolan di seluruh Indonesia semakin memprihatinkan, karena tergerus oleh maraknya ojek online. Tidak terkecuali bagi ojek pengkolan di Kota Banjarmasin. Sepinya penumpang menjelang lebaran saat ini, membuat ojek pengkolan hanya bisa berharap dari zakat para dermawan.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Seorang ojek pengkolan, Sugian (50), warga Jalan Keramat, Kelurahan Pengambangan, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin, sangat merasakan dampak maraknya ojek online.
Ojek ini biasa mangkal di Jalan Simpang Ulin, depan Ulin Tower dan Duta Mall Banjarmasin. Tiap hari dia mangkal di sana lebih banyak berharap penumpang dari karyawan RSUD Ulin Banjarmasin.
“Sedari pagi cuma dapat dua penumpang saja,” ucapnya saat ditemui koranbanjar.net pada Jumat,(7/5/2021), sekitar pukul 16.00 WITA.
Sekarang ini, lanjutnya, selama ojek online menjamur di Kota Banjarmasin mengakibatkan ojek-ojek pengkolan kehilangan penumpang, bahkan mungkin tidak ada sama sekali penumpang yang mau memakai jasa ojek pengkolan.
Jika situsi seperti ini terus berlangsung, dia sangat mengkhawatirkan nasib keluarganya di rumah. Karena penghasilan saat ini sudah sangat sedikit, tidak terkecuali mendekati lebaran.
“Seharian kami mangkal di sini mas cuma dua penumpang, itu pun pengawai RSUD Ulin,” jawabnya.
Dari banyaknya pengunjung Duta Mall, imbuh Sugian, dia selalu berharap kebagian penumpang, namun penumpang lebih memilih ojek online. Dia ingin menggunakan sistem ojek online, akan tetapi tidak mengerti.
“Tiap hari karyawan Duta Mall diantar kerja oleh orang-orang yang berbeda. Saya kira keluarga mereka, ternyata ojek online,” katanya.
Sebelumnya, lanjut Sugian, penghasilan biasa diperoleh Rp80 ribu hingga Rp110 ribu sehari, “sekarang untuk mengembalikan uang bensin Rp20 ribu saja susah sekali,” ucapnya.
Mendekati lebaran ini, kata Sugian, dia hanya bisa berharap mendapatkan sedekah dari pengawai RSUD Ulin Banjarmasin. “Saya nongkrong di sini, mudah-mudahan ada yang ngasih zakat dari pegawai RSUD Ulin,” pungkasnya.(myr/sir)